GenPI.co - Ahli hukum tata negara Refly Harun turut berkomentar terkait kritik penyidik KPK, Novel Baswedan terhadap kepolisian dalam penanganan tahanan Ustaz Maheer.
Kritik tersebut kemudian dijadikan dasar oleh organisasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Mitra Kamtibmas (PPMK) untuk melaporkannya ke Bareskrim.
BACA JUGA: Refly Harun Semprot Istana, Kwik Kian Gie Bukan Memfitnah
Aksi melaporkan kritik ke kepolisian ini menjadi semacam ironi, mengingat Presiden Joko Widodo belum lama ini menyatakan dirinya terbuka untuk semua kritikan dari masyarakat.
“Maksudnya itu bukan hanya presiden yang bisa dikritik, tetapi juga jajaran dibawahnya, termasuk kepolisian,” ujar Refly Harun seperti dikutip GenPI.co dari kanal YouTube-nya pada Jumat (12/2).
Dalam pengamatan Refly, organisasi PPMK ini juga yang menjadi inisiator pelaporan terhadap kasus Natalius Pigai.
Refly pun mempertanyakan kaitan organisasi ini lantaran terlalu sering mengadukan kasus-kasus serupa.
“Apa ini mengadukan sendiri atau memang ada sponsornya?” kata Refly.
BACA JUGA: Prediksi Refly Harun Soal Prabowo-Anies 2024 Ternyata Mengejutkan
Dikatakan Refly, Indonesia saat ini sedang membangun iklim demokrasi di setiap sudutnya.
Demokrasi ini memungkinkan orang untuk saling menghargai pendapat dan membangun argumentasi dengan argumentasi lain.
“Jadi, kala Polri dikritik keterlaluan, saya kira itu bukan provokasi, melainkan murni kritik. Sebab, faktanya memang meninggal di tahanan,” kata Refly.
Dibanding melaporkan kritik Novel ke kepolisian, Refly menyebut lebih baik membalas kritik tersebut dengan argumentasi yang kuat untuk membantah apa yang sudah dikatakan Novel.
Sebelumnya, Novel Baswedan mengkritik kepolisian yang tidak seharusnya menahan Ustaz Maheer yang sedang sakit. Novel menyebut tindakan tersebut keterlaluan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News