GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan menyebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sering membuat gaduh.
Sebab, pernyataan Mahfud MD dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak belakang.
BACA JUGA: Pengakuan Munarman Eks FPI Sungguh Mengejutkan, Bikin Melongo
Dalam kanal YouTube-nya, Rocky Gerung membeberkan bahwa pada akhir 2020 lalu Mahfud MD ingin mengaktifkan lagi polisi siber.
Lantas rencana tersebut sangat bertolak belakang dengan pernyataan Jokowi yang meminta masyarakat lebih aktif lagi dalam mengkritik pemerintah.
Menurut Rocky Gerung, sikap Istana ini adalah paradoks pemaksaan, yakni rakyat diminta mengkritik. Namun, juga diancam dengan keberadaan polisi siber.
"Harusnya Pak Mahfud bisikkan dulu pada Pak Presiden, ‘Bos, ini gue kemarin ngomong tentang polisi siber. Nah, sekarang lu berupaya untuk minta kritik. Berarti polisi siber nggak bisa bekerja lagi dong? Gitu," beber Rocky Gerung, Kamis (11/2).
BACA JUGA: Prabowo All Out Demi 2024, Strategi Megawati Bikin Melongo, Ngeri
Menurut Rocky, tindakan Istana tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mengambil hati rakyat.
Dia juga menilai presiden dan para menteri berharap bahwa pernyataan-pernyataan yang keluar dari Istana akan disambut oleh publik.
"Ternyata ingatan publik itu selalu membatalkan maksud-maksud tersembunyi dari Istana. Ini konyolnya, nggak ada satupun media yang menganggap bahwa permintaan presiden itu serius," jelas Rocky Gerung.
"Media pun olok-olok kan berbagai macam meme, berita, segala macam, justru ngenyein permintaan Bapak Presiden itu," tambahnya.
Rocky juga menilai, blunder dari pernyataan Mahfud MD merupakan akibat dari pihak Istana yang berupaya untuk menyusun kalimat yang benar untuk menyembunyikan maksud-maksud tertentu.
"Tapi karena terseret dengan ketakutan untuk diketahui publik bahwa mereka menyembunyikan sesuatu, maka saling bertentanganlah (ucapannya)," kata Rocky Gerung.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News