
Gue sampai di Bandung sekitar pukul 17.00 WIB plus nyari-nyari alamat Haji A di Cicadas, Bandung. Dia menyambut gue dan langsung mempersilakan gue duduk. Kue-kue sudah berjejer rapi di atas meja lengkap dengan air mineral. Sebentar ya, saya lagi pesan makanan. Kesian datang jauh-jauh dari Jakarta, kata Haji A.
Kali ini gue cuma nyengir karena memang gue laper berat. Sementara menunggu makanan, Haji A ikutan duduk sambil basa basi soal perjalanan Jakarta - Bandung. Sekitar setengah jam basa basi, pesanan makanan sudah datang. Dia mempersilakan gue untuk makan. Kami makan bareng, mesra banget elah.
Kelar menyantap nasi plus ayam goreng tepung, Haji A mulai tanya kenapa gue tertarik dengan lahannya. Belum gue jawab, dia nanya lagi apakah gue sudah tahu sejarah lahan tersebut.
Gue cerita soal semalam ketemu Pak Dudung. Haji A cuma manggut-manggut. Intinya ada hal-hal mistis atau tidak, gue tetep naksir lahan tersebut dan gue yakin bakal untung gede. Haji A cuma nyengir.
Ilustrasi kuburan (Foto : Istimewa)
Sudah tahu di situ ada rumah, sumur, dan kuburan? tanya Haji A. Gue menggeleng karena Pak Dudung emang gak ngasih tau. Lagipula gue datang kesitu malam dan kebun itu tertutup sama rindangnya dedaunan pohon yang jejeran rapi. Setelah saya kasih tahu, masih mau beli? Tanyanya lagi. Gue mengangguk. Peduli demit sama konsekuensinya nanti, yang jelas biar lahan ini jadi milik gue dulu.
Senyum Haji A berangsur-angsur menghilang, dia menghela nafas. Dia bangun dari kursi dan menuju ke ruangan lain, lalu kembali ke ruang tamu sudah membawa sertifikat tanah. Bayar aja setengah dari harga pasaran. Terus terang saya sudah menyerah membangun lahan itu. Buldozer yang dikerahkan, truk-truk semua pada gak berfungsi. Sampai buldozer saya harus diangkut truk besar karena gak bisa nyala lagi, cerita Haji A.
Agak-agak ragu jadinya, tapi ragu tersebut luntur sebab hawa nafsu menggebu yang ingin segera mengolah lahan itu. Apalagi prosesnya cepet banget. Haji A benar-benar mempercayakan sertifikat aslinya untuk gue bawa langsung dan diverifikasi di Badan Pertanahan Nasional di Kota Bekasi. Saya melihat kesungguhan niat adek J. Ngapain kalau gak niat beli jauh-jauh sampai kemari. Bawa dulu, verifikasi, udah selesai, tinggal bayar setengah, adek bisa langsung ganti nama, ujar Haji A lagi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News