APPKSI Sebut Pungutan Ekspor CPO Rugikan Industri Perkebunan

APPKSI Sebut Pungutan Ekspor CPO Rugikan Industri Perkebunan - GenPI.co
APPKSI Sebut Pungutan Ekspor CPO Rugikan Industri Perkebunan - Ilustrasi sawit. Foto: Antara

GenPI.co - Ketua Umum Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) Muhamadyah mengatakan kebijakan pungutan ekspor (Levy) minyak sawit dapat merugikan industri perkebunan sawit dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Muhamadyah menuturkan kebijakan pungutan ekspor yang dilakukan secara tak langsung (specific-levy) akan menaikkan harga CPO dunia.

Selain itu, kebijakan itu dapat menurunkan harga CPO/TBS domestik dan menciptakan disparitas harga CPO dunia dengan harga CPO domestik.

BACA JUGA:  Rugikan Petani Sawit, APPKSI Minta Pungutan Ekspor CPO Dihapus

Dia menyebut kebijakan itu akan merugikan produsen CPO/TBS domestik, termasuk petani sawit yang ada pada 190 kabupaten di Indonesia.

"Industri biodisel domestik diperkirakan menikmati manfaat ganda, yakni makin murahnya harga bahan baku (CPO) dan subsidi dari pungutan ekspor. Namun, secara keseluruhan Indonesia dirugikan," kata Muhamadyah, Senin (11/7).

BACA JUGA:  Indonesia Terbitkan Izin Ekspor Sawit, Harga CPO Ambruk

Muhamadyah menyebut berbeda kebijakan pungutan ekspor itu dilakukan dengan cara langsung (lump-sum levy) dan penggunaan dana pungutan untuk subsidi bunga kredit industri minyak sawit.

Perbedaan itu merupakan kebijakan yang terbaik dan menguntungkan semua pelaku industri minyak sawit termasuk pemerintah.

BACA JUGA:  Pasar Nantikan Ekspor Sawit RI, Harga CPO Turun Tajam

Selain itu, kata dia, harga CPO domestik akan tertekan akibat pungutan ekspor. Hal tersebut akan makin tertekan jika harga CPO dunia melewati USD 750 dimana tarif BK mulai berlaku.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya