Catatan Hasan Aspahani: Bongkar Makam, Siapa Membunuh Putri (23)

Catatan Hasan Aspahani: Bongkar Makam, Siapa Membunuh Putri (23) - GenPI.co
Hasan Aspahani. Foto: Twitter/@jurubaca

”Orang-orang itu lihat Mila kayak Mila ini perempuan yang nggak bener. Bukannya dia yang disalahkan. Itu Mila kesal banget, malu banget,” kata Mila dengan sesak yang seperti mau meledakkan dadanya, dia kembali tak bisa menahan tangis.

”Saya cuma mau cerita, Mas. Saya percaya Mas Abdur. Jangan suruh saya lapor polisi, jangan juga Mas Dur laporkan polisi. Jangan cerita ke siapa-siapa,” kata Mila.

”Kalau kamu nggak lapor, dia nanti akan perlakukan orang lain dengan perbuatan yang sama. Ke kamu juga nanti dia akan mengulanginya lagi,” kataku.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Putusan Sela, Siapa Membunuh Putri (21)

”Makanya saya nggak mau masuk kerja lagi. Saya berhenti saja. Capek, takut, stres tiap hari ketemu dia. Jangan cerita ke Bang Eel juga ya, Mas... Percuma!” kata Mila.

”Begini, deh. Jangan pikirkan soal pekerjaan. Mbak Nana mungkin perlu tambahan staf di sekretariat. Kalau kamu mau, pindah aja,” kataku.

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Kode Etik, Siapa Membunuh Putri (21)

Nana adalah sekretaris Dinamika Kota. Mila sudah juga mengenalnya. Saya sarankan Mila menenangkan diri dulu. Pulang ke Padangbelakang. Ketemu orang tua dan keluarga.

”Kalau nanti sudah tenang. Telepon saya, ya. Saya nanti yang ngomong sama Mbak Nana dan Bang Eel, soal pekerjaan buat kamu itu.”

BACA JUGA:  Catatan Hasan Aspahani: Jangan Mengadu Domba, Siapa Membunuh Putri (20)

Saya minta Edo mengantarkan Mila ke pelabuhan penyeberangan di Sekumpang.  Edo lalu mengantarku kembali ke kantor, sebelum dia berangkat lagi mengantar Mila.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya