Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan dan Anto Baret: Penyesalan Panggung

Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi Kanjuruhan dan Anto Baret: Penyesalan Panggung - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

"Saya akan tinggal di Malang sampai urusan ini selesai," katanya.

Anto, Anda sudah tahu: tokoh yang dianggap preman Blok M Jakarta. Ia asli Malang. Setiap Arema main di Jakarta, selalu ia tampung di Blok M. Ia tokoh sentral Aremania di Jakarta.

Pada dasarnya Anto itu seniman. Sejak di sekolah teknik negeri (setingkat SMP) ia sudah pegang gitar. Tapi juga sering berkelahi. Dan selalu menang.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Hidup Fanatisme

Ia lanjut ke STM di Bangkalan, ikut kakaknya yang jadi guru di Madura. Masih aktif bergitar. Kian aktif berkelahi. Tak terkalahkan.

Hanya sebentar kuliah di teknik sipil ITN Malang, Anto merantau ke Jakarta. Tanpa tujuan. Tanpa tempat tinggal.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Bonek dan Aremania: Harapan Kanjuruhan

"Saya tidur di Masjid Mutia. Selama satu tahun," katanya.

Setelah itu ia ngamen di Blok M. Saat itulah gitar salah satu pengamen hancur. Dirusak preman yang minta uang pada anak itu. Sebagai sesama pengamen, Anto mencari siapa yang sok jagoan berani merusak gitar pengamen itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tragedi di Malang: Kanjuruhan Mangindaan

Ketemu. Ia hajar. Mulailah para preman Blok M tunduk pada Anto. Ia pun membentuk Kelompok Pengamen Jakarta (KPJ) yang terkenal itu. Pengamen pun bersatu. Aman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya