Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu

Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hanya nama di paspornya yang tetap: Veri Riang Hepat. Ia selalu bisa memperpanjang paspor itu di imigrasi Indonesia di Malaysia. Ia pun punya jaringan bisnis yang luas di sana.

Pengacara Vier terus berjuang ke interpol. Sampai ke pusatnya. Di Lyon, Prancis. Tapi namanya masih terus muncul di daftar buron interpol.

Ia hafal benar: tertera di halaman 14. Nomor 3 dari atas. Di situ tertera namanya jelas. Ada fotonya yang ganteng. Yakni foto dengan mata yang khas: agak juling.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara

Mata seperti itu yang ia anggap berkah: bisa melihat peluang lebih baik. Juga bisa melihat empat layar komputer sekaligus. Yakni komputer yang menampilkan daftar harga saham di bursa-bursa berbagai negara. 

Waktu terus bergulir. Kesuma sakit parah. Transplantasi hati. Gagal. Meninggal. Setelah berdamai dengan anak-anak Kesuma, urusan polisi Vier selesai.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh Only

Ia di-SP3. Ia bisa pulang. Syaratnya: ia harus menandatangani satu dokumen. Yakni bahwa ia tidak akan menuntut apa pun ke pemerintah Indonesia.

Waktu sudah mepet. Sudah pukul 13.00. Pesawat yang akan membawanya pulang ke Jakarta pukul 15.00. Ia bingung. Antara mau tanda tangan atau tidak. Ia bisa punya peluang minta ganti rugi Rp 1,2 triliun.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh U-Hansa

Akhirnya ia putuskan tanda tangan. Ia mengatakan lebih cinta tanah air daripada uang itu. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya