Catatan Dahlan Iskan: Klimaks Kedua

Catatan Dahlan Iskan: Klimaks Kedua - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - INI TIDAK BIASA: pesta durian dilakukan bersama ahli durian dari negeri durian di kebun durian dengan minuman kopi durian. Sabtu lalu. 

Kami tiba pukul 10.30. "Makan pecel dulu atau durian dulu?" tanya Anis yang bukan Baswedan. Ia pengusaha ekspedisi. Tionghoa asal Gorontalo. Juga pengurus rumah kematian Adi Jasa Surabaya. Aktivis barongsai. 

Liong, akuntan penggila durian lainnya, sudah membawa nasi pecel bungkus. Cukup untuk 10 orang. Bumbunya dipisah. Pun sayur dan iwak peyeknya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: GovTech Merdeka

"Durian dulu," celetuk saya.

Tuan rumah hanya senyum-senyum. Namanya Tirto. Pengusaha kecap dan saus terkenal. Pemilik kebun durian 10 hektare di kaki gunung Penanggungan. Ketua perkumpulan Guangshao –yang punya leluhur sesama dari suku Kanton. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tetangga B

Vilanya bagus. Halamannya luas. Dibuat seperti lapangan golf. Ia memang suka golf. Terutama sebelum lututnya dioperasi. 

Yang juga senyum-senyum adalah tamu utama hari itu: Dr Abdul Aziz Zakaria. Pak Aziz adalah si ahli durian. Dari Malaysia. Kelahiran negeri asal Musangking di Kelantan. Orangnya tinggi. Umurnya 78 tahun. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: GovTech Anas

"Sejak umur berapa makan durian?" tanya saya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya