Catatan Dahlan Iskan: Sopir Salim

Catatan Dahlan Iskan: Sopir Salim - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sepanjang perjalanan macet. Parah. Menuju hotel macetnya sangat parah. Salim jadi bisa banyak bercerita: ia pernah tinggal di Amsterdam selama 7 tahun.

Ia bilang Amsterdam lebih bersahabat daripada Paris. Tapi ia memilih Paris untuk mengais rezeki karena istrinya, yang juga dari Guinea, tidak bisa berbahasa Belanda. 

Di Paris, Salim membujang: kontrak kamar ukuran kecil. Istri dan anak-anaknya tinggal 200 km dari Paris. Seminggu sekali Salim pulang menengok keluarganya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Triple Seto

Salim punya 5 anak. Dua di antaranya sudah selesai sekolah. Yang satu sudah kerja sedangkan satunya baru cari kerja.

Salim seorang muslim asal Guinea. Ia bertanya tentang agama saya. "Kami Muslim". Aku ngaku Muslim untuk mengurangi risiko kriminalitas. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Airbag Pelita

Salim senang. "Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia," katanya. Ia tampak senang karena penumpangnya seiman. Lumayan…, rasa was-was kami berkurang.

Salim bercerita tentang negeri asalnya. "Di Guinea, dulu, sulit cari kerja. Namun sekarang, setelah investor dari China masuk ke Guinea, perekonomian membaik".

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Bawang Putih

"Dahulu, Guinea adalah koloni Prancis. Dengan Prancis, perekonomian berhenti di tempat".

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya