
Bentuk lain dari representasi tersebut adalah Program Curatorial Tour dan Meet the Artist. Dalam program ini. Dengan program ini sudut pandang Anda akan dibawa masuk menyelami setiap detail karya yang ditampilkan. Sehingga refleksi karya perupa menjadi mudah dicerna. Asiknya pilihan waktu yang ditawarkan pun sangat beragam.
"Kami merasa harus bertanggung jawab mengedukasi publik tentang berkesenian. Agar pengetahuan tentang karya seni dapat tersebar luas. Tidak tersimetris pada beberapa golongan saja," imbuhnya.
Keistimewaan ArtJog 2018 membuat Kepala Bidang Pemasaran Area I Wawan Gunawan sumringah. Menurutnya, sebagai perhelatan seni, ArtJog juga tidak melupakan para seniman itu sendiri. Dimana bukan sebatas gelaran seni dan pencerahannya, tetapi juga menjadi panggung bagi seniman memasarkan karyanya.
"Dengan demikian ArtJog menempati fungsinya. Bukan semata-mata fungsi pengetahuan tetapi juga fungsi peningkatan perekonomian bagi seniman itu sendiri," ujar Wawan Gunawan yang ikut hadir pada perhelatan tersebut.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti mengatakan, esensi dari nilai kesenian tertuang dengan baik pada perhelatan ArtJog. Dan itu merupakan sebuah sebuah refleksi dari potensi Jogja. Apalagi konsinstensi ArtJog sebagai sebuah panggung seni sudah tidak diragukan lagi.
"Menjadi pagelaran yang ke-11, ArtJog telah bertransformasi menjadi sebuah suguhan yang dapat menarik wisatawan untuk datang. Sehingga efeknya bukan saja ArtJog itu sendiri, tetapi berkembangnya destinasi lain di Jogja. Dan itulah mengapa ArtJog masuk kedalam 100 Wonderful Events Indonesia 2018 Kementerian Pariwisata," pungkas wanita berkerudung itu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News