Revitalisasi Kota Lama Semarang Molor Tiga Bulan

Revitalisasi Kota Lama Semarang Molor Tiga Bulan - GenPI.co
Sejumlah Pengunjung bergaya di Taman Sri Gunting Kawasan Kota Lama yang saat ini proses revitalisasinya belum rampung. (Foto: gus Wahid).

GenPI.co - Proses revitalisasi Kota Lama Semarang molor tiga bulan dan baru rampung April 2019. Menurut Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L), Hevearita Gunaryanti Rahayu, sebelumnya proses penataan memang ditarget rampung pada Desember 2018, namun karena ada kendala maka terpaksa diadendum hingga April.

Pada tahap pertama, proyek yang didanai oleh Kementerian PUPR ini meliputi revitalisasi wilayah Sayangan dan sepanjang Jalan Letjen Suprapto. Nantinya tahap kedua meliputi revitalisasi di kawasan rumah pompa, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bubakan yang ditarget rampung di akhir tahun ini.

“Karena awalnya di desain revitalisasi kota lama tersebut semua jadi satu. Ternyata dalam realisasinya harus dibagi menjadi dua tahap. Akhirnya semua berubah. Sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat akan molornya pengerjaan revitalisasi kawasan cagar budaya ini. Selama ini hal yang belum dipahami masyarakat yaitu proses pengerjaan Kota Lama yang terbagi menjadi dua tahap,” terangnya, Selasa (26/3).

Dijelaskan, molornya pengerjaan revitalisasi yang cukup lama tersebutlah yang membuat banyak pertanyaan di benak masyarakat. Apalagi, selama ini, Kota Lama menjadi magnet wisatawan lokal maupun luar Kota Semarang.

Baca juga: Lewat Film Dapat Mengangkat Potensi Wisata Semarang

Sehingga wajar jika penyelesaian revitalisasi sangat ditunggu. Diaku, molornya pengerjaan revitalisasi Kota Lama dikarenakan adanya perubahan desain dari Kementerian PUPR sehingga hal tersebut menambah waktu pengerjaan yang sebelumnya sudah dijadwalkan pada akhir Desember 2018 lalu.

“Saya tidak menyalahkan, kenapa terlambat. Saya bisa merasakan bagaimana susahnya para kontaktor,” tuturnya.

Diakui, perubahan Detail Engineering Design (DED) Kota Lama yang berubah tersebut juga merubah pengerjaan yang sebelumnya dijadwalkan hanya satu tahap, kemudian berubah menjadi dua tahap. Selain itu berubahnya tahap revitalisasi tersebut juga mempengaruhi penghitungan anggaran. “Desain itu kan juga berbiaya. Sehingga perlu adanya preview dari BPKP, internal PUPR, namun sekarang kondisinya sudah clear dan jalan semua,” tuturnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya