# 56 Investasi dan Pembiayaan Pariwisata

# 56 Investasi dan Pembiayaan Pariwisata - GenPI.co
Pariwisata Indonesia.

Tapi saya sering membuat analogi, pembangunan MRT di Hong Kong itu tak akan pernah mendapatkan return yang memadai kalau tidak digabungkan dengan investasi properti. Sehingga tiap kali MRT lewat di lokasi-lokasi tertentu dia bisa membangun properti, seperti mal atau restoran. Sehingga return-nya ada dua: operational return dari jasa transportasi dan non-operational return dari properti. Nah, konon pendapatan dari properti justru lebih besar.

Demikian juga jika kita berinvestasi di jalan tol. Kalau return-nya hanya dari operasional jalan tol, kemungkinan return-nya kecil. Namun jika digabungkan dengan pendapatan dari bisnis properti return-nya akan tinggi. Bagi CEO pengelola jalan tol yang pintar, maka dia akan membeli tanah di pintu-pintu tol. Saat membeli tanah harganya masih Rp 100 ribu, tapi ketika dijual harganya naik Rp 1 juta. Pendapatan terbesar pengelola jalan tol justru dari capital gain dari menjual tanah tersebut.

Analogi ini saya terapkan di pariwisata. Kalau kita mau membangun hotel butuh lahan sekitar 1 Ha, maka kita harus membeli tanah 10 Ha. Dari tanah seluas itu, 1 Ha digunakan untuk membangun hotel dan sisanya 9 Ha untuk investasi tanah. Ketika hotelnya sudah berdiri dan ramai, maka tanah di sekitar hotel tersebut akan naik harganya. Maka return dari pemilik hotel ada dua. Pertama adalah return dari operasional hotel. Kedua return dari naiknya harga tanah. 

Nah, dengan logika yang sama, saya heran, sudah jelas-jelas pemerintah committed membangun 10 Bali baru, tapi masih belum banyak investor yang tertarik. Padahal sudah pasti infrastrukturnya akan dibangun oleh pemerintah sehingga harga tanah akan naik pesat. Di Danau Toba misalnya, bandara internasional dibangun, jalan tol dibangun, kereta api dibangun. Saya memprediksi, kalau kita punya tanah, sebelum dan setelah KEK kenaikan harga tanahnya bisa mencapai lima kali lipat.

Poin saya, kenapa investor tidak dari sekarang membeli tanah atau membangun properti di sekitar destinasi prioritas tersebut (di KEK atau Badan Otorita Pariwisata) ketika mereka tahu bahwa capital gain-nya bakal tinggi. Dugaan saya karena mereka tidak berpikir untuk menggabungkan operational return dan non-operational return.

Kalau kita bisa menjelaskan hal ini dengan baik, yaitu menggabungkan operational dan non-operational return, maka saya yakin minat investor  di sektor pariwisata akan sangat besar.

Salam Pesona Indonesia!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
6 Penyebab Ketombe yang Bikin Kaget - JPNN.com

6 Penyebab Ketombe yang Bikin Kaget

Ada beberapa penyebab ketombe yang tidak terduga dan harus Anda ketahui seperti misalnya menggunakan produk perawatan rambut yang salah.