#39 GenPI: Generasi Zaman Now

#39 GenPI: Generasi Zaman Now - GenPI.co
Generasi Pesona Indonesia

Dalam konteks strategi media yang sering saya sebut Paid, Owned, Social Media dan Endorser (POSE), GenPI/GenWI merupakan Endorser. Sementara kalau kita melihatnya dari konteks strategi Pentaheliks: Academician, Business, Community, Government, Media (ABGCM), GenPI/GenWI masuk dalam kelompok Community dan sekaligus Media (sosial). 

Terkait dengan strategi POSE, saya ingin memberikan catatan sedikit mengenai posisi dari GenPI/GenWI ini. Dalam strategi komunikasi dikenal apa yang disebut Celebrity Endorser dan Digital Influencer. Saya lebih cenderung mengelompokkan GenPI/GenWI ke dalam Digital Influencer. Sedangkan penggunaan Celebrity Endorsers kita jalankan dengan menyewa artis (salah satunya Pevita Pearce) atau melalui kerjasama co-branding dengan 21 artis entrepreneur yang kita tandatangani MOU-nya beberapa waktu lalu.

Apa bedanya Celebrity Endorser dan Digital Influencer? Kalau Celebrity Endorser umumnya adalah pesohor (umumnya artis, penyanyi, komedian, dan lain-lain) yang dikenal luas di masyarakat. Sementara Digital Influencer tak harus sosok yang dikenal luas, namun mereka tetap memiliki followers, fans, friends (3F) yang mungkin kecil tapi sangat solid dan powerful pengaruhnya.  

Dari sisi credibility dan trustworthy, Digital Influencer lebih ampuh dari dari Celebrity Endorser. Kenapa? Karena ada Celebrity Endorser yang kita sewa (paid endorser) untuk mempromosikan brand Wonderful Indonesia. Sementara Digital Influencer seperti GenPI umumnya mempromosikan pariwisata di daerah masing-masing bukan karena dibayar tapi kesukarelaan. Jadi sifatnya mereka adalah relawan. Karena tidak dibayar maka dengan sendirinya Digital Influencer memiliki authenticity, credibility, dan trustworthiness yang lebih baik dibanding Celebrity Endorser.  Pada prinsipnya siapa yang lebih banyak menghasilkan User Generated Content (UGC), merekalah yang memiliki credibility dan trustworthy yang lebih tinggi.

Perbedaan ketiga adalah dari sisi engagement. Digital Influencer lebih engaging dari Celebrity Endorser. Kenapa? Karena umumnya komunikasi Celebrity Endorser dengan audience-nya bersifat satu arah. Sementara komunikasi antara Digital Influencer dengan 3F-nya bersifat dua arah dan sangat interaktif melalui “comment”, “like”, dan “share”. Tak hanya itu Digital Influencer umumnya adalah content creator, sehingga connection dan engagement mereka dengan para 3F-nya sangat kuat dan solid.  

Lalu impactful mana Celebrity Endorser dibanding Digital Influencer. Untuk melihatnya saya menggunakan konsep 3R yaitu: Reach, Relevance, Resonance. Reach artinya seberapa besar audience yang bisa dijangkau. Relevance artinya seberapa relevan pesan yang disampaikan ke audience. Dan Resonance artinya seberapa ampuh sebuah pesan menghasilkan viral (ripple effect) kepada audience-nya.  

Kalau dari sisi Reach tentu saja Digital Influencer kalah dibandingkan Celebrity Endorser. Namun dari sisi Relevance dan Resonance, dalam banyak kasus Digital Influencer lebih unggul dibanding Celebrity Endorser. Tapi kita tentu tidak perlu membandingkan peran kedua strategi ini secara hitam-putih. Keduanya memiliki advantages dan disadvantages masing-masing dan kita harus secara cerdas menggunakannya mengacu kepada advantages dan disadvantages tersebut agar kita menghasilkan strategi komunikasi yang terbaik dan paling efektif .  

**

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News