Aku menatap mereka dengan tajam. Ada keyakinan di mataku. Tama dan Rendi tiba-tiba luluh.
Mereka langsung mengikutiku. Rendi dan Tama menuruti keinginanku. Aku segera menata benda-benda yang sudah kupegang.
Kutata dengan sangat rapi. Kain putih kubungkuskan sebagai pakaian. Batang kayu kubuat menjadi badan.
BACA JUGA: Kekuatan Seram Thailand yang Harus Diwaspadai Timnas Indonesia
Aku membuat jalangkung. Kutata sedemikian rapi. Tidak berselang lama semuanya sudah selesai.
Kami duduk melingkari jalangkung. Aku sebenarnya hanya iseng. Aku juga tidak tahu rapalan apa yang harus kubaca.
BACA JUGA: Ketua DPRD DKI Prasetyo Geram, Ancol Siap-siap Saja
Aku hanya tahu sekilas mantra-mantra untuk membangunkan jalangkung.
Kubaca mantra itu berulang-ulang. Tidak ada gerakan apa pun. Kubaca lagi. Tiba-tiba jalangkung bergerak.
BACA JUGA: Sosok Tanpa Tubuh Nyata di Museum, Seram
Aku tersenyum tipis. Tama dan Rendi menatap jalangkung itu. Aku terus memainkannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News