Padahal, biasanya murid non-Islam pasti diminta keluar kelas, tetapi saya lebih memilih di dalam kelas.
Boleh dibilang, secara tidak langsung, saya ikut mempelajari dua agama sekaligus, yakni Islam dan Katolik.
Jadi, sebenarnya saya pun tak merasa aneh dan asing dengan ajaran Islam, seperti salat, puasa, dan ibadah lainnya.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Tumbuh di Keluarga Beda Agama, Aku Paham Toleransi
Saya juga tak merasa canggung ketika hadir dalam acara agama Islam dan dengan santainya saya juga memakai pakaian seperti gamis dan hijab.
Alhamdulillah, teman-teman saya pun tidak merasa aneh dengan kelakuan saya, bahkan mereka pernah tanya alasan saya tak memeluk Islam.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Ikhlas Ditinggal Calon Suami Demi Memeluk Islam
Saat itu hati saya berkecamuk, sebenarnya saya ingin masuk Islam, tetapi saya takut dengan ayah.
Saya tidak ingin keputusan saya menjadi mualaf menimbulkan kebencian dari ayah.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Orang Tua Beda Keyakinan, Aku Dapat Hidayah Islam
Hingga pada akhirnya, saya ketemu dengan seorang pria yang saya cintai.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News