
Aku masih teringat rasanya seperti mimpi. Senang sampai ingin berteriak yang kencang.
Sejak dia mulai percakapan itu, kami makin sering berkomunikasi. Dari membicarakan hal yang penting sampai hal yang tidak penting.
Selama seminggu kami hanya berkomunikasi lewat media sosial. Untuk pertama kalinya dia mengajakku makan siang bersama.
Saat itu sedang ada mata kuliah, bukan materi yang aku pikirkan. Namun, aku hanya memikirkan topik apa yang nanti akan dijadikan percakapan agar tidak kaku saat bersamanya.
Selesai mata kuliah, aku segera keluar gedung untuk menemuinya. Lagi dan lagi jantungku berdebar cepat melihat dia berjalan menghampiriku. “Yuk,” katanya.
Dia mengajakku makan siang di foodcourt belakang kampus. Tidak ada roda dua ataupun roda empat.
Hanya ada langkah kaki kami yang berjalan beriringan. Sederhana. Hal kecil yang bisa membuatku merasa bahagia.
Sejak saat itu kami makin akrab. Namun, aku tidak tahu apakah dia memiliki rasa yang sama seperti yang kurasakan atau mungkin tidak.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News