Dear Diary

Rani, Sosok yang Hidup dalam Benakku

Rani, Sosok yang Hidup dalam Benakku - GenPI.co
Sahabat baikku Rani ternyata bukan seperti yang kupikirkan lantaran ia hanya hidup dalam benakku.(Foto: Elements Envato)

Soal ibuku dan Dhita, aku benar-benar bingung dengan sikap mereka. Sebab, mereka suka mengabaikan Rani, menganggapnya tidak pernah ada. Padahal, hampir setiap hari Rani datang ke rumah. Bahkan, beberapa kali Rani  menginap. 

Atas sikap mereka, Rani tampaknya tidak terlalu mempersalahkan. Meski kerap diabaikan, ia tetap saja datang menemuiku, bahkan semakin intens. 

"Aku nggak masalah kok, ibu sama Dhita mengabaikanku. Yang penting aku nggak dilarang datang ke sini, menemui kamu." Begitu kata Rani suatu kali dan hal itu membuatku senang. 

Pernah sekali aku bilang ke Dhita, agar sesekali ngobrol dengan Rani. Karena Rani memang yang asyik diajak ngobrol. Orangnya seru dan punya banyak sekali bahan obrolan yang membuat suasana hati jadi riang. 

Pengetahuan tentang komik juga luar biasa. Ia tahu tiap detail kisah dalam koleksi komik yang memenuhi rak di kamarku, seolah sudah membacanya semua. Padahal aku ingat betul sekalipun ia tidak pernah terlihat menyentuh rak komik itu.

Saat aku menceritakan hal tersebut, Dhita memandangku dengan perasaan takut, seolah ia sedang memandangi hantu. 

***

Tadi malam, ibu datang ke kamarku. Kebetulan saat itu, Rani sedang pergi entah ke mana. Jadi aku habiskan waktu membaca ulang komik ketika pintu diketuk dan ibu masuk. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya