Dear Diary

Rani, Sosok yang Hidup dalam Benakku

Rani, Sosok yang Hidup dalam Benakku - GenPI.co
Sahabat baikku Rani ternyata bukan seperti yang kupikirkan lantaran ia hanya hidup dalam benakku.(Foto: Elements Envato)

"Dhit, kesini sebentar, " panggil tante Lisa. 

Lalu tante Lisa meminta Dhita mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu dari situ. 

Tangan Dhita gemetar saat menyodorkan ponselnya padaku. Aku melihat banyak sekali file video di dalamya. Aku mengetuk layar ponsel itu untuk membuka salah satu video. Tayangan di dalamnya membuatku berhenti bernapas. 

Video itu diambil secara diam-diam dari celah pintu kamarku yang tak ditutup. Tayangannya menampilkan  diriku sedang berbicara intens dengan seseorang di kamar. Tapi di situ hanya ada aku seseorang. Tak ada yang lain. Aku ingat peristiwa dalam video itu, kala itu Rani bercerita padaku. Tapi di mana sosok Rani? Kenapa hanya ada aku di situ? 

Aku membuka file-file lain. Semuanya sama saja, diriku sedang ngobrol dengan kehampaan yang kupikir adalah Rani. Aku bingung bercampur malu. Benar kata ibu, aku sakit. Sakit jiwa. Mentalku bermasalah, pikiranku sakit, dan aku tak menyadarinya, lebih tepatnya menyangkalinya. 

Lalu aku mulai mengingat beberapa kali ibu mengajak aku ke rumah sakit. Namun selalu menolak karena merasa aku baik-baik saja. Rupanya, ibu menyadari keadaanku dan berupaya membantuku sebisanya. Namun aku selalu menghindari dan tenggelam dalam obrolan hangat dengan Rani. 

"Rani pasti mengatakan kalau dia siswi sekolah swasta ternama, yah? Ia selalu pakai kemeja flannel dan berkacamata seperti tante?" Pertanyaan tante Lisa membuat lamunanku buyar. 

"Kok tante tahu?" tanyaku dengan terkejut. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya