GenPI.co 
“Entah dari mana, lima pria menyerbu keluar dari mobil perak di dekat kami dan mengepung kami. Saya tidak bisa melihat satu pun wajah mereka," kata Saadi dalam keterangannya.
Di dalam mobil, mata Saadi ditutup dan diancam akan dibunuh. Dia tidak tahu kemana dia pergi, dan tidak tahu kesalahan apa yang dia lakukan.
“Mereka mengancam akan membunuh saya dan terus-menerus menggunakan kata-kata kotor. Mereka menghina ibu saya, saudara perempuan saya dan seluruh keluarga saya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pengakuan Perwira Intelijen Mencengangkan! Saat Perang, Israel...
Setibanya di kantor polisi, lengan dan kakinya diborgol. Meski kepalanya berdarah, dia tidak mendapatkan perawatan medis.
Selama tiga jam, saat kesakitan, dia tidak diizinkan untuk menghubungi anggota keluarganya atau pengacara.
BACA JUGA: Bos Hamas Masih Bertingkah, Israel Siap Perang Lagi
Seorang polisi wanita yang berbicara bahasa Arab menginterogasinya. Menurut Saadi, dia berusaha membuatnya mengaku atas hal-hal yang dia katakan tidak dia lakukan.
"Mereka menuduh saya menyerang petugas polisi dan melempar batu, tapi saya tidak melakukan semua itu," jelas dia.
BACA JUGA: Angin Segar untuk Palestina, Israel Dibuat Diam Seribu Bahasa
Sementara, ayahnya, Shadi Saadi, menyatakan bahwa dia menerima telepon dari stasiun tentang putranya tiga jam setelah penangkapannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
