Catatan Dahlan Iskan soal Perang Rusia vs Ukraina: Rekor Laba

Catatan Dahlan Iskan soal Perang Rusia vs Ukraina: Rekor Laba - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Xi Jinping pilih merintis perdamaian. Dan sulit. Tentu banyak sekali yang dibicarakan selama 1 jam itu. Tiongkok pasti merasakan bagaimana terancamnya satu negara bila tetangga dekatnya menjadi satelit negara lawan.

Itu yang dirasakan Rusia ketika Ukraina ingin menjadi anggota NATO. Tiongkok tahu perasaan Rusia tersebut.

Amerika tidak bisa merasakan perasaan itu. Tetangganya di utara adalah sahabat terbaiknya. Tetangganya di selatan, Meksiko, bisa dibuat tergantung ke Amerika.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Cawapres 2024: Babak Penyisihan

Amerika baru akan bisa merasakan itu kalau, misalnya, tiba-tiba, Mexico menjadi negara anti Amerika sekaligus menjadi satelitnya Rusia atau Tiongkok.

Maka Amerika enteng saja ketika meloloskan UU ''Ukraina harus menang'' Selasa lalu. Dan yang disebut ''menang'' di resolusi Amerika itu adalah: batas negara harus dikembalikan ke posisi tahun 1991.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tandu Huang

Itu berarti beberapa wilayah yang sudah direbut Rusia harus dikembalikan. Termasuk semenanjung Krimea yang direbut Rusia jauh sebelum perang Ukraina.

Masih ditambah lagi: Rusia harus mengganti kerugian perang, harus membiayai rehabilitasi semua kerusakan akibat perang, harus mengganti rugi mereka yang menjadi korban perang, dan Rusia harus mempertanggungjawabkan secara hukum serangan itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Kucing Jembatan

Tentu Zelenskyy sudah tahu keputusan Amerika tersebut. Harusnya ia senang-gulung-gulung. Tapi kemudian ia masih mau menerima telepon panjang dari Xi Jinping. Bahkan Senin kemarin Tiongkok boleh mengirim utusan untuk melanjutkan telepon satu jam itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya