Catatan Dahlan Iskan: Perang Gaza

Catatan Dahlan Iskan: Perang Gaza - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Saya sering terhibur. Juga sering tersinggung. Campur aduk. Semua itu bagus untuk latihan mengendalikan emosi. Juga baik untuk latihan tahu diri.

Saya setuju dengan komentar pekan lalu: jumlah komentar yang jenaka menurun. Saya semakin jarang tertawa sendirian. 

Tentu manusia memerlukan sisi-sisi hiburan. Pun kalau manusia itu bernama Gibran. Maka saya juga sering memilih komentar aneh sebagai komentar pilihan. Saya tahu ada yang protes. Tapi hidup tidak boleh selalu dalam tegangan tinggi. Bisa meledak.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Donald Trump: Equitable Remedy

Rasanya rubrik baru tidak usah dipaksa hidup. Kita kubur saja. Pemakamannya bisa dilakukan di pertemuan perusuh tanggal 15 atau 16 Desember.

Biarlah tulisan bagus dari bung-bung Liang, Liam Then, Zuve Zhang, Jimy Marta, Soedjoko Sp, Handoko, Thamrin Dahlan, Udi Salemo dan banyak lainnya tetap bercampur di komentar. Bisa jadi rujak cingur: ada pedasnya, manisnya, asinnya, dan ada nikmatnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pasca TikTok

Tulisan Liang misalnya: bagi saya sangat penting. Bisa menutupi kelemahan saya: lemah di bidang musik. Saya tidak mengerti musik sama sekali. Kasihan pembaca Disway yang kangen musik.

Untung ada bung Liang. Bung Liang begitu kaya literatur. Maka saya bukan lagi hanya penulis Disway. Saya juga pembaca Disway. (Dahlan Iskan)

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pasar Apung

Heboh..! Coba simak video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya