Rusia dan Korea Utara Memiliki Hubungan yang Rumit Selama Beberapa Dekade

Rusia dan Korea Utara Memiliki Hubungan yang Rumit Selama Beberapa Dekade - GenPI.co
Presiden Rusia Vladimir Putin berada di Korea Utara untuk menghadiri pertemuan puncak dengan pemimpinnya, Kim Jong Un. (Foto: Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via Reuters)

Rusia berpartisipasi dalam perundingan yang bertujuan membujuk Korea Utara agar meninggalkan program nuklirnya dengan imbalan keuntungan keamanan dan ekonomi.

Perundingan tersebut, yang juga melibatkan AS, China, Korea Selatan, dan Jepang, gagal pada bulan Desember 2008. 

Pada 2011-2012 — Beberapa bulan setelah pertemuan puncak dengan Presiden Rusia saat itu Dmitry Medvedev pada Agustus 2011, Kim Jong Il meninggal dan digantikan oleh putranya, Kim Jong Un.

BACA JUGA:  Italia Menggambarkan Tawaran Gencatan Senjata Putin untuk Ukraina sebagai Propaganda

Pada tahun 2012, Rusia setuju untuk menghapuskan 90% utang Korea Utara yang diperkirakan berjumlah $11 miliar.

Pada 2016-2017 — Kim Jong Un mempercepat uji coba nuklir dan rudal Korea Utara.

BACA JUGA:  Vladimir Putin Singgung Gencatan Senjata Jika Ukraina Membatalkan Tawaran NATO

Rusia mendukung sanksi ketat Dewan Keamanan yang mencakup pembatasan pasokan minyak dan tindakan keras terhadap ekspor tenaga kerja negara tersebut.

Pada 2018-2019 — Kim Jong Un memulai diplomasi dengan Washington dan Seoul untuk memanfaatkan program nuklirnya demi keuntungan ekonomi.

BACA JUGA:  Pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un di Korea Utara Menimbulkan Kekhawatiran

Ia juga mencoba meningkatkan hubungan dengan sekutu lamanya, China dan Rusia untuk meningkatkan daya tawarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya