
Washington dan Seoul menuduh Korea Utara menyediakan artileri, rudal, dan peralatan militer lainnya kepada Rusia untuk membantu perang mereka di Ukraina, mungkin sebagai imbalan atas teknologi dan bantuan militer utama.
Baik Pyongyang maupun Moskow membantah tuduhan mengenai transfer senjata Korea Utara.
Pada 18 Oktober 2023 – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Korea Utara dan berterima kasih kepada Pyongyang atas dukungannya yang “tak tergoyahkan” terhadap tindakan Moskow di Ukraina.
BACA JUGA: Italia Menggambarkan Tawaran Gencatan Senjata Putin untuk Ukraina sebagai Propaganda
Dia kemudian bertemu dengan Kim Jong Un dan mengusulkan perundingan keamanan tiga arah rutin yang melibatkan Tiongkok untuk menangani apa yang dia gambarkan sebagai meningkatnya ancaman militer regional yang dipimpin AS.
Pada 16 Januari 2024 – Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui bertemu Putin dan Lavrov di Moskow untuk berdiskusi mengenai penerapan perjanjian yang dicapai selama pertemuan puncak Putin-Kim. Putin menegaskan kembali keinginannya untuk mengunjungi Korea Utara.
BACA JUGA: Vladimir Putin Singgung Gencatan Senjata Jika Ukraina Membatalkan Tawaran NATO
Pada 28 Maret 2024 — Rusia memveto resolusi Dewan Keamanan PBB, mengakhiri pemantauan sanksi PBB terhadap Korea Utara atas program nuklirnya.
Tindakan ini memicu tuduhan Barat bahwa Moskow berusaha menghindari pengawasan karena mereka membeli senjata dari Pyongyang untuk digunakan di Ukraina.
BACA JUGA: Pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un di Korea Utara Menimbulkan Kekhawatiran
Pada 19 Juni 2024 — Putin tiba di Pyongyang, Korea Utara. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News