Kondisi Rakyat Afghanistan Menjalani Ramadan di Tengah Lockdown

Kondisi Rakyat Afghanistan Menjalani Ramadan di Tengah Lockdown - GenPI.co
Keluarga Miya Gul menghadapi kelaparan di Tengah Lockdown ( Foto : Agnieszka Pikulicka-Wilczewska/Al Jazeera)

Bulan lalu, Amerika Serikat mengurangi dana untuk Afghanistan sebesar 1 miliar dolar, setelah para pemimpin utama negara itu secara terbuka menentang pembentukan pemerintah setelah pemilihan presiden yang diperebutkan pada bulan September 2019 lalu.

Krisis makin menghantam keluarga miskin, seperti Miya Gul. Bagi mereka yang mengandalkan pekerjaan sehari-hari untuk bertahan hidup, lockdown membuat mereka kehilangan mata pencaharian.

Sebelum pandemi, Miya Gul dulu bekerja di pasar lokal membantu pedagang mengangkut barang. Sekarang, karena krisis telah mempengaruhi semua orang, hanya sedikit orang yang dipekerjakan..

"Tahun lalu, penghasilan saya sekitar 300 afghani (sekitar Rp 58.678 per hari). Sekarang tidak ada pekerjaan, dan jika ada, saya mendapat sekitar 50 afghani (Rp 9.779)," kata Miya Gul.

"Kita harus mengirim anak-anak kita untuk bekerja di jalan-jalan. Kami membeli makanan dengan uang berapa pun yang mereka hasilkan. Putri kami Nodira kadang-kadang mendapat kentang atau tomat di pasar. Dia berusia tujuh tahun." lanjutnya. 

Selama beberapa minggu terakhir, harga makanan dan kebutuhan lainnya juga meningkat. Sebelum Ramadan, satu tabung air, kata Miya Gul, dulu harganya 5 afghani, atau Rp 977, sekarang harganya naik dua kali lipat. 

Di belakang tembok yang mengelilingi kamp, sampah juga menumpuk. Pihak berwenang biasanya mengangkutnya setelah dua atau tiga hari. Namun, sudah sebulan ini sampah masih dibiarkan menumpuk. 

"Tahun ini karena virus corona semuanya berubah, Ramadan juga," kata Dr Aminuddin Muzafary, wakil menteri haji dan urusan agama yang duduk di kantornya di pusat Kabul.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya