Kesaksian Warga: Situasi Myanmar Ibarat Zona Perang di Neraka

Kesaksian Warga: Situasi Myanmar Ibarat Zona Perang di Neraka - GenPI.co
Tentara berdiri di luar Bank Sentral Myanmar selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. Foto: Reuters/Stringer.

“Mereka telah membobol kantor Serikat Mahasiswa, ada mata-mata di antara kerumunan protes dan mereka membuntuti kami serta menyerbu rumah kami pada malam hari,” ungkap aktivis tersebut.

Dalam insiden lain yang memicu kemarahan yang meluas, seorang remaja berusia 21 tahun dengan cerebral palsy dipukuli secara brutal oleh polisi di Mandalay saat bekerja sebagai sukarelawan untuk membersihkan sampah setelah protes.

Demonstrasi juga telah dibubarkan dengan kekerasan di Negara Bagian Mon, Negara Bagian Kachin, dan ibu kota Naypyidaw yang terisolasi, di mana seorang wanita berusia 19 tahun yang ditembak di kepala oleh polisi selama protes.

“Penembakan terhadap pengunjuk rasa damai di Myanmar sangat luar biasa. Kami akan mempertimbangkan tindakan lebih lanjut, dengan mitra internasional kami, melawan mereka yang menghancurkan demokrasi dan mencekik perbedaan pendapat," demikian peryataan perwakilan kedubes Inggris.

Sedangkan, wakil direktur Human Rights Watch divisi Asia, Phil Robertson, menyebut "waktu untuk berbicara sudah berakhir dengan Myanmar".

“Pemerintah dan PBB perlu memberikan sanksi lebih dulu terhadap perusahaan yang dikendalikan militer Myanmar sekarang untuk menunjukkan Min Aung Hlaing dan Dewan Administrasi Negara junta betapa suram masa depan mereka jika mereka terus menempuh jalan ini,” kata dia.

BACA JUGA: Facebook Militer Myanmar Hilang Usai 2 Nyawa Meregang

Bagi Robertson, militer Myanmar telah secara sembrono membunuh warga sipil selama seluruh keberadaannya, termasuk selama kampanye brutalnya melawan etnis minoritas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya