
China menghadapi tekanan yang meningkat atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, di mana PBB mengatakan lebih dari satu juta orang Uighur telah ditahan di kamp-kamp interniran.
Kelompok hak asasi manusia juga mengatakan para tahanan menjadi sasaran kerja paksa.
Sebelumnya, China menyangkal klaim pelanggaran di kamp, menyebut mereka 'pelatihan kejuruan' dan pusat 'pendidikan ulang' yang didirikan untuk menangani pandangan agama garis keras di wilayah tersebut.
Namun, Beijing belum mengizinkan akses pengamat independen ke Xinjiang.
Sementara, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menerangkan badan global itu mengadakan 'negosiasi serius' dengan China untuk akses tanpa batas ke wilayah tersebut untuk memverifikasi laporan pelanggaran hak asasi manusia.
BACA JUGA: Manuver Teroris Mozambik & Indonesia Mematikan, Dunia Ketakutan
Diketahui, AS, Inggris Raya, Kanada, dan Uni Eropa telah meningkatkan tekanan terhadap China atas dugaan pelanggaran Xinjiang, dan memberlakukan serangkaian sanksi terkoordinasi terhadap pejabat China saat ini dan mantan pejabat China.
Tindakan tersebut dilakukan beberapa minggu setelah pemerintah AS, dan parlemen Kanada dan Belanda mengatakan perlakuan China terhadap Uighur sama dengan genosida, dan Washington mengumumkan larangan impor pada semua produk kapas dan tomat dari daerah tersebut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News