Anak Muda Rentan Kena Penyakit Berbahaya, Kemenkes Sebut Pengendalian Konsumsi GGL

Anak Muda Rentan Kena Penyakit Berbahaya, Kemenkes Sebut Pengendalian Konsumsi GGL - GenPI.co
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan meminta masukan kepada Health Heroes. Foto: dok. humas

GenPI.co - Tren kasus penyakit tidak menular, seperti hipertensi, kanker, stroke, diabetes melitus, dan ginjal kronis mengalami kenaikan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan menunjukkan hipertensi dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% (2018), diabetes melitus dari 6,9% menjadi 8,5%, penyakit gagal ginjal kronis dari 0,2% (2013) menjadi 0,38% (2018).

Gaya hidup serbainstan meningkatkan risiko penyakit berbahaya terhadap anak muda Indonesia.

BACA JUGA:  Dokter Gizi Berbagi Tips Memulai Diet Rendah Gula dengan Mudah

Direktur P2PTM Kemenkes Dr. Eva Susanti, S.Kp, M.Kes mengatakan strategi pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan, termasuk komunitas dan pihak swasta/industri pangan.

"Catatan Kemenkes itu sebanyak 28,7% masyarakat melebihi batas konsumsi GGL yang dianjurkan," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (12/5/2023).

BACA JUGA:  Waspada 4 Ciri Gula Darah Terlalu Tinggi, Simak Cara Mengatasinya

Konsumsi tinggi GGL merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kenaikan angka penyakit tidak menular.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kematian akibat jantung dan stroke.

BACA JUGA:  Khasiat Minum Air Rebusan Daun Pandan Ternyata Dahsyat, Mampu Turunkan Gula Darah

Konsumsi gula yang berlebihan berkontribusi pada kelebihan berat badan dan obesitas dan dapat menyebabkan penyakit diabetes, sedangkan konsumsi lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya