Catatan Dahlan Iskan: Hidrogen GIIAS

Catatan Dahlan Iskan: Hidrogen GIIAS - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Bahkan jadi pembicara di salah satu seminarnya. Ia pasti melihat tiba-tiba saja ada lima merek mobil listrik di depan mata.

Dari segi infrastruktur yang sudah dimiliki Pertamina saat ini, memang hidrogen lebih cocok. Stasiun pengisian BBM tinggal diubah jadi stasiun pengisian hidrogen. Tapi itu harus cepat-cepat. Harus sebelum mobil listrik baterai mendominasi pasar. 

Kalau pasar sudah didominasi mobil baterai, sulit berharap ada pabrikan mobil yang mau memproduksi mobil hidrogen.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aparat Netral

Yang jadi pikiran saya bukan hanya itu. Kalau Pertamina memilih hidrogen, bagaimana dengan pabrik baterai yang telanjur dimilikinya? Anda sudah tahu: tiga tahun lalu Pertamina, PLN, Antam, dan MindID, mendirikan pabrik baterai: Industri Baterai Indonesia.

Atau dengan nama asing IBC (Indonesia Battery Corporation). Menurut website IBC, Tiongkok dan Korea sudah menanamkan modalnya di IBC sebesar Rp 223 triliun.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Ceki Domino

Saya pun menghubungi Ahok: lega. Ahok, mengemukakan soal hidrogen tidak dalam rangka mengarahkan Pertamina. Ia memang sebagai komut Pertamina.

Tapi soal hidrogen ia kaitkan dengan polusi di Jakarta. Ia berharap green energi segera menggantikan bensin atau minyak diesel. Dan ia melihat hidrogen paling cocok untuk Indonesia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Menyebar Porno

Ya sudah. Tidak ada kaitannya dengan program Pertamina. Lega. Kalau benar Tiongkok dan Korea sudah menanamkan modal sampai Rp 223 triliun, berarti IBC segera berlari. Lithium ion? Posphat? Solid state? (Dahlan Iskan)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya