"Seharusnya sebagai pembantu presiden, seorang menteri bisa lebih tanggap menindaklanjuti perintah atasan. Perintah tersebut harus dijawab dengan dukungan penuh dan kesiapan yang memang dituntut seorang menteri," tegasnya.
Menurut Jay Octa, ketidaksigapan Menkes Budi dalam menerjemahkan keinginan presiden bisa jadi karena adanya faktor eksternal yang mempengaruhi.
“Harus diingat, Presiden berpihak kepada rakyat kecil, menterinya pun harus berpihak kepada rakyat," tegasnya.
BACA JUGA: Tak Setuju Harga PCR Diturunkan, Menkes Budi Kebanjiran Kritik
Jay Octa juga berharap Menkes Budi bisa menggerakan jajarannya dalam satu ritme suara dan gerakan.
Sehingga langkah yang dijalankan kementeriannya dapat selaras dan harmonis.
BACA JUGA: Harga PCR di Indonesia Saingi India, Jawaban Menkes Budi Disorot
Hal ini ia tekankan karena ada kesan jajaran Kemenkes terkesan berbeda suara dengan pernyataan yang disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Ia mencontoh, pernyataan Wakil Menteri Kesehatan Dante Harbuwono yang lebih responsif.
BACA JUGA: Fadli Zon Salahkan Presiden Jokowi Karena Tak Tegur Gus Yaqut
Dante, dalam pernyataannya berharap rencana penurunan tarif tes PCR ini nantinya mampu menarik minat masyarakat untuk melakukan tes Covid-19 dengan menggunakan metode PCR.
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Polemik Harga PCR, Menkes Budi Dinilai Gagal Terjemahkan Keinginan Jokowi
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News