Status Gunung Berapi Bukan Untuk Meramalkan Kapan Akan Meletus

Status Gunung Berapi Bukan Untuk Meramalkan Kapan Akan Meletus - GenPI.co
Lava pijar keluar dari Gunung Semeru pada Senin (6/12). (Antara)

GenPI.co - Ahli geologi Surono menegaskan bahwa status yang diberikan kepada gunung berapi bukan untuk meramalkan kapan terjadinya letusan dan seberapa besar.

Status itu adalah hak gunung berapi ketika aktivitasnya meningkat. Di sisi lain, pemberian status itu juga hak masyarakat untuk mengetahui dan membuat keputusan harus berbuat apa.

“Jadi, status ini bukan untuk meramalkan seperti dukun. Status Awas tetapi tidak Meletus pun bisa saja terjadi,” ujarnya dalam webinar “Memahami Gunung Semeru dan Penanganan Bencana”, Selasa (7/12).

BACA JUGA:  Dengan Secuil Asa, Lenny Bergelut dengan Awan Panas Gunung Semeru

Menurut Surono, status gunung berapi diberikan lewat tanda-tanda aktivitas alam yang sudah disepakati.

“Seperti layaknya mendung kita sepakati sebagai tanda-tanda hujan, tetapi Kepala BMKG pun belum tentu bisa jawab apakah akan hujan betulan atau tidak,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Update Korban Gunung Semeru: 34 Meninggal, Puluhan Masih Hilang

Surono mengatakan bahwa bentuk Gunung Semeru yang terlalu lancip dapat menyebabkan ketidakstabilan tanah di sekitar gunung saat terjadi erupsi.

Hal tersebut dapat diperparah dengan curah hujan tinggi yang saat ini terjadi di sekitar Gunung Semeru.

“Hujan dapat menyebabkan longsor atau runtuhnya kubah lava di sekitar Semeru. Bahayanya, di dalam kubah lava itu bisa jadi di dalamnya masih ada lava cair yang masih panas,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya