
Rasanya, kalau tidak salah, grup Anda menguasai 160.000 hektare. Di Riau dan Jambi. Yang jelas kebun itu tidak mungkin lagi Anda kembalikan dalam bentuk hutan.
Apalagi hutan seperti wujudnya di tahun 1980-an. Anda jangan menyanggupi untuk bisa mengubah kebun sawit Anda menjadi hutan kembali.
Tidak mungkin. Anda sudah tidak ingat pohon apa saja yang tumbuh di hutan itu dulu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Pemimpin Al-Qaeda: Ninja Ginsu
Anda juga tidak usah mempersoalkan mengapa negara menerima pajak-pajak dari Anda selama itu. Itu tidak bisa dipersoalkan. Perpajakan punya hitungan dan aturan sendiri.
Apeng, pulanglah. Anda dikenal sebagai pengusaha yang gigih di Medan. Juga pengusaha yang tumbuh dari bawah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok vs Taiwan: Menang Lotere
Sampai akhirnya Anda mampu mendirikan Bank Kesawan –di Jalan Kesawan Medan. Anda memang sudah jual bank tersebut tapi bisnis Anda masih terus berkibar.
Pun sampai negara manca. Apeng, sekali lagi, pulanglah. Rasanya bukan Anda sendiri yang pernah mengubah hutan menjadi kebun.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Virus Taki
Pulanglah. Menjadi buronan sejak 13 Agustus 2020 itu tidak enak. Anda sudah merasakan itu selama dua tahun penuh. Pulanglah. (Dahlan Iskan)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News