Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Si Sopir Presiden, Siapa Membunuh Putri (9)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Si Sopir Presiden, Siapa Membunuh Putri (9) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

”Wah, untunglah, Pak,” kata saya datar. Tak bisa saya lekas mencerna dan menentukan sikap. Apakah keadilan hukum baru satu orang pantas dikorbankan untuk pekerjaan bagi sepuluh ribu orang?

”Meskipun saya harus pasang badan, Dur,” kata Bang Ameng dengan sedikit berhati-hati.  Saya tak paham. Diam saya kala itu adalah diam yang menuntut penjelasan.

”Ingat otopsi Sandra? Berita yang tak naik di koranmu dulu?”

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (8)

”Iya. Apa hubungannya, Bang?”

”Semua orang pasti mengira saya yang menghamili dia. Dia simpanan saya. Semua sepertinya mengarahkan kecurigaan ke saya.  Meskipun saya sebenarnya hanya pasang badan.”   

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Kerajaan Inggris: 1000 Tahun

”Jadi yang menghamili siapa, Bang? Apa dia juga yang membunuh Sandra? Atau paling tidak yang memerintahkan pembunuhan Sandra?”

”Kalau publik tahu dan orangnya diproses secara hukum, pabrik ini tak akan diresmikan hari ini,” kata Bang Ameng.  Saya teringat, pada hari-hari setelah penemuan mayat Sandra, Bang Ameng menggerakkan organisasi sosial di mana dia terlibat, bergerak cepat membantu keluarga, ibu, adik-adik Sandra.  Lalu seorang sopir taksi bodong ditetapkan sebagai tersangka.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Ratu Elizabeth II: Tinta Elizabeth

Motif perampokan itu tak pernah terlalu meyakinkan dari jawaban tersangka dalam rangkaian sidang-sidang. Tapi, dengan demikian, kasus pun telah ditutup, paling tidak sudah dianggap selesai. (Dahlan Iskan/Hasan Aspahani)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya