Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Antara aku dan Inayah tak pernah ada ada-apa, belum sempat ada apa-apa.  Dia baik. Dia selalu bersikap baik, bahkan setelah dia bertemu Suriyana.

Juga setelah dia tahu tiap akhir pekan Suriyana menyeberang ke Borgam. Dia selalu menanyakan itu. Tiap hari Senin. 

Juga ketika ia memintaku untuk membantu anak-anak pesantren sebagai pembina ekstrakurikuler jurnalistik dan penulisan kreatif.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Situasi Amerika Serikat: Rasialis Fanatis

Dulu, ekstrakurikuler itu dirancang oleh Ustaz Samsu dan sejak semula saya yang dia cadangkan untuk menjadi pembina. Tapi tak ada guru yang bisa menangani langsung, sampai Inayah datang.

Dia sejak kuliah aktif di Komunitas Lingkar Penulis. Sebuah komunitas penulis besar di Indonesia yang digagas oleh seorang penulis produktif dan karyanya dibaca luas.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan-Hasan Aspahani: Dipanggil, Siapa Membunuh Putri (16)

“Untuk penulisan kreatif serahkan pada saya, tapi saya menyerah untuk jurnalistik. Karena sejak awal Mas Abdur yang diharapkan untuk mengasuh kegiatan ini, maka Mas Abdur tak boleh menolak,” kata Inayah. 

Saya memang tak punya alasan untuk menolak. Saya mencadangkan waktu pada hari Jumat. Sekalian jumatan di Alhidayah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Sidang yang Tegang, Siapa Membunuh Putri (15)

Inayah menikmati kesibukannya. Mengurus koperasi, mengajar, mengelola keuangan pesantren, dan membina ekstrakurikuler. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya