Pola Berulang Saban Pemilu, Agama Jadi Senjata Politik

Pola Berulang Saban Pemilu, Agama Jadi Senjata Politik - GenPI.co
Ilustrasi - Kampanye Prabowo Subianto di GBK, Minggu (7/4/2019). (Foto: JPNN)

GenPI.co - Pengamat politik dan pemerhati bangsa Tony Rosyid mengatakan bahwa di Indonesia, isu agama akan selalu dibawa saat menjelang pemilihan umum.

Menurut Tony, para calon pemimpin akan melibatkan para agamawan, terutama ulama dan ustadz, sebagai juru kampanye.

BACA JUGA: Pakar Beber Fakta mengejutkan, di Mata Kekuasaan, Agama Hanya...

“Jadi, bukan karena para calon itu religius, tapi mereka ingin mendapatkan suara. Kampanye pakai peci, tapi tidak salat. Kutip-kutip Alkitab, tapi tak pernah ke gereja. Itu hal biasa,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/4).

Tony mengatakan bahwa para politisi secara umum hanya memanfaatkan fanatisme keagamaan pemilih untuk meraih dukungan.

“Mungkin kecuali PKS. Mereka mendedikasikan partainya sebagai partai dakwah dan melekatkan agama dalam perjuangannya. Sampai hari ini, nampaknya masih konsisten,” katanya.

Dosen Filsafat UIN Syarief Hidayatullah Jakarta itu memaparkan jika ada agama yang resisten pada kekuasaan, maka para penguasa tak akan segan untuk menyingkirkan umat dan ajarannya.

“Bisa dengan cara dipreteli legitimasinya, dikurangi perannya, dibubarkan ormasnya, dikriminalisasi dan diteroriskan tokoh-tokohnya, atau diadu domba. Itu bukan karena penguasa benci dengan agama, tapi hanya untuk mempertahankan kekuasaannya,” paparnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya