Ngeri, China Terbukti Retas Paksa Ponsel Turis

04 Juli 2019 11:36

GenPI.co - Aparat keamanan China memaksa memasang aplikasi pengintai di smartphone turis. Aplikasi itu mencari jejak hal-hal yang dilarang oleh pemerintah China, mulai dari ayat al-Quran sampai lagu metal.

Menurut penyelidikan yang dilakukan beberapa media internasional, turis yang melalui jalan darat hendak masuk ke Xinjiang dari negara-negara Asia Tengah dihentikan di pos perbatasan dan diminta menyerahkan smartphone mereka kepada petugas keamanan perbatasan. Mereka lalu membawa smartphone itu ke ruangan berbeda, sementara turis menunggu di ruangan lain, petugas keamanan perbatasan China memasang aplikasi bernama Fengcai. Fengcai mampu mengunduh semua data dari smartphone turis dan mengirimkannya kepada server Pemerintah China untuk dipindai.

Fengcai secara otomatis akan mencari 73.000 hal yang dilarang oleh pemerintah China karena dianggap mengancam keamanan mereka, beberapa diantaranya adalah buku-buku terbitan Eropa-Amerika Serikat yang terkait terorisme, materi terkait al-Qaeda dan ISIS, ayat al-Quran, foto Dalai Lama, dan lagu dari kelompok musik metal asal Jepang Unholy Grave yang berjudul ‘Taiwan: Another China’.

Baca juga:

Rapper Seronok Nicky Minaj Tampil di Jeddah, Begini Komen Netizen 

Di Tengah Perang Dagang, Apple Akan Rakit Mac Book Pro di China 

Donald Trump Melunak pada Huawei, Ada Apa? 

S&P Sebut Ekonomi AS Paling Terdampak oleh Pelarangan Huawei 

Temuan ini menegaskan kecurigaan dunia internasional bahwa China melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap warga Xinjiang. Berbagai teknologi canggih dikembangkan dan diuji-coba kepada warga Xinjiang, seperti aplikasi JingWang yang serupa Xinjiang namun dengan kata kunci pencarian yang lebih sedikit. Ada pula sistem cctv yang bisa mengenali wajah seseorang secara otomatis, dan drone yang terbang menyerupai burung.

Warga Xinjiang juga diwajibkan menyerahkan data biometrik mereka, seperti contoh DNA, sidik jari, contoh darah, dan contoh suara. Yang memuat dunia khawatir adalah, teknologi ini kemudian dijual oleh China kepada perusahaan atau negara lain. “Xinjiang menjadi tempat uji coba yang dari sana mereka bisa membawanya ke wilayah yang lebih luas” ujar pakar China dari Institut Teknologi Rose Hulman Timothy Grose kepada vox.com

Penyelidikan ini dilakukan bersama oleh The New York times, Vice, The Guardian, Suddeutche Zeitung, dan NDR. Turis yang masuk ke Xinjiang melalui Asia Tengah melaporkan kepada mereka bahwa smartphone mereka dipasangi malware yang mencurigakan. 

Lalu seorang perwakilan dari Suddeutche Zeitung mencoba menyeberang sendiri ke Xinjiang dan mendapatkan malware yang sama di smartphone-nya. Gawai-gawai tersebut lalu diteliti oleh tiga institusi, yakni perusahaan keamanan Cure53, Citizen Lab dari Universitas Toronto, dan Universitas Rurh, Jerman. Hasilnya, mereka menemukan bahwa aplikasi Fengcai mengunduh semua nomor kontak, riwayat panggilan, jadwal kalender, dan pesan teks, serta dokumen lainnya dan mengirimkan semuanya ke sebuah server dalam keadaan ter-enkripsi.

Hal ini bisa menjadi pertimbangan keamanan yang serius bila Traveler berencana hendak liburan ke China. Lebih baik liburan ke Indonesia saja, bagaimana?

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co