GenPI.co - Anggota Jaringan Anti Trafficking Nusa Tenggara Timur Suster Laurentina mengatakan keluarga pembantu rumah tangga (PRT) Indonesia Adelina Lisao kecewa terhadap pembebasan majikannya di Malaysia, Ambika Shan.
Suster Laurentina yang saat ini sedang bertugas di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku sering bertemu keluarga Adelina.
Dia mengungkapkan keluarga merasa sangat berduka atas kejadian yang menimpa PRT asal NTT tersebut.
"Saya juga merasakan keperihan yang dialami keluarga Adelina," ujarnya di Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta Selatan, Senin (27/6).
Laurentina mengungkapkan teman-temannya di Nusa Tenggara Timur ikut mendampingi keluarga Adelina dan memberitahukan perkembangan kasus setiap saat.
Dia menyatakan pendampingan kepada pihak keluarga juga dilakukan beberapa waktu lalu saat majikan Adelina dibebaskan.
"Kami berusaha memberi keluarga kekuatan," ucapnya.
Meski pemerintah sudah memberikan uang santunan, Suster Laurentina menyebut hal itu tidak bisa menggantikan sosok Adelina yang menjadi pahlawan bagi keluarganya.
Sementara itu, dia berharap pemerintah Indonesia juga tidak henti-hentinya pro aktif mengatasi masalah tersebut.
Suster Laurentina mengaku khawatir akan muncul Adelina yang lain ke depannya jika tak ada tanggapan yang serius dari pemerintah.
Seperti diketahui, Adelina Lisao meninggal pada 2018 di Malaysia diduga dianiaya majikannya, Ambika Shan.
Namun, Mahkamah Persekutuan Malaysia atau setara dengan Mahkamah Agung di Indonesia mengesahkan pembebasan majikan Adelina pada Kamis (23/6).
Majelis hakim yang beranggotakan Vernon Ong, Harmindar Singh, dan Rhodzariah Bujang menolak permohonan jaksa penuntut umum untuk menggugurkan putusan Mahkamah Tinggi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News