Buku Ambyar, Bicara Tentang Sebuah Harapan

GenPI.co - Sebuah buku yang hadir bukan tanpa sebab dibuaht seseorang, pengetahuan kepada pembacanya. Seperti buku Segala-galanya Ambayar akan mengupas, tentang harapan seseorang dan melihat kondisi dunia.

Dalam buku Mark Manson, menggambarkan kehidupan zaman saat ini yang tampak sangat baik sebelumnya. Yakni, dengan perkembangan teknologi makin pesat dan berbagai kemanjuan aspek kehidupan.

BACA JUGA: Novel Pergi, Hakikat Kembali Menemukan Jati Diri

Akan tetapi, di balik itu semua ada kekecauan besar yang membuat sangat ambyar. Baik dari bencana atau kondisi yang membuat seseorang akan miris melihatnya.

Menjalani kehidupan pasti pernah merasakan kecewa, cemas dan menggaggap orang-orang di sekitar kalian jahat dan buruk. 

Hal itu, timbul karena terlalu silau dengan harapan dan keinginan yang  ingin dicapai, namun tidak masuk akal.

Buku yang memiliki 346 halaman, Manson tidak menjanjikan suatu tips jitu untuk menyelesaikan situasi-situasi ambyar dirasakam seseorang.

Hal itu, karena, tidak ada seseroang, suatu institusi, atau buku bisa menjadi formula instan menyelesaikan suatu permasalahan.

Jadi kalau ada yang menawarkan harapan tersebut, jangan dipercaya. Karena, merupakan jebakan dunia modern yang membuat terbuai dengan hal instan, seperti cepat kaya, cepat sembuh, cepat viral, cepat bahagia dan lainnya.

Buku yang rilis pada Februari 2020 hanya ingin memberikan solusi terbaik kepada pembaca agar dapat bertahan, bersifat tegar dan dewasa menghadapi berbagai situasi yang terus berubah dari masa ke masa.

Tujuannya agar menjadi sosok yang tidak mudah rapuh. Karena  setial orang harus menjadi manusia yang kuat, hidup yang tanpa syarat dipertegas dengan harapan yang tidak aneh-aneh.

Manson juga mengupas para pemikiran tokoh-tokoh besar, yakni Plato, Kant, Isaac Newton, hingga Nietzsche dan Durkheim. 

BACA JUGA: Christina Aryani: Perlindungan Data Pribadi Belum Maksimal

Tidak hanya itu, para pemikir modern juga dibahas dalam bukunya seperti seperti Antonio Damasio, Steven Pinker, Dan Ariely, Jonathan Haidt, Nassim Taleb, hingga Yuval Noah Harari.(*)