Aku Lihat dengan Mata Kepala Sendiri, Pacarku Puaskan Wanita Lain

11 Mei 2021 19:10

GenPI.co - Aku mengenal pacarku Robbi di sebuah kafe. Saat itu kafe yang aku kunjungi sedang mengundang penyanyi terkenal  untuk menghibur pengunjung kafe.

Aku sengaja datang kesana karena mengidolakan sang artis. Sayangnya saat tiba di sana, semua bangku penuh. 

BACA JUGACelupan Gadis Desa Itu Sungguh Nikmat, Aku Ketagihan

Aku pun mencoba mencari bangku kosong, tetapi hanya  melihat bangku di depan Robbi.

Namun, ternyata Robbi malah menawariku bangku tersebut, karena dia duduk sendirian. 

“Mbak duduk sini saja, saya sendirian kok,” kata Robbi, sambil mengunyah makanan. 

Dengan malu-malu dan senang aku pun menarik bangku itu dan duduk di depannya.

Awalnya canggung duduk satu meja dengan orang tak dikenal. Namun, setelah Robbi membuka obrolan, kami malah ngobrol ngalor ngidul. 

Entah kenapa rasa canggung hilang dan seolah sudah mengenal Robbi sebelumnya. Padahal, kami baru bertemu. 

Pertemuan itu pun berlanjut dan membuat kami menjadi dekat. Dua bulan setelah pertemuan itu, kami jadian.

Namun, selama menjadi pacarnya Robbi ternyata sangat tertutup, apalagi terkait dengan pekerjaannya. 

Aku tak pernah tahu apa pekerjaannya, saat ditanya dia hanya berkata jika pekerjaanya halal dan tidak macam-macam.

Namun, sebagai perempuan, aku jadi makin curiga dengan apa yang dikatakannya. 

Hingga suatu saat, aku berniat membuntutinya. Pagi itu, aku besiap di depan rumahnya. Segala macam penyamaran aku lakukan agar tidak ketahuan. 

Aku mengikutinya bersama tukang ojek yang mangkal di pengkolan kampungku. Aku terkejut saat melihat mobil Robbi berhenti di sebuah salon kecantikan.

Awalnya, aku mengintai dari kejauhan dan menunggu Robbi keluar. Namun, dia tak kunjung keluar. 

Dari balik kaca aku sempat melihat Robbi dilayani oleh wanita yang mengenakan rok mini. Pundaknya dipijit dan diberikan secangkir kopi di hadapannya. 

Tak sanggup melihat itu, aku pun masuk ke salon itu dan melabrak Robbi. Melihatku bersungut-sungut, Robbi pun terkejut dan menarikku keluar.

Sementara itu, rambut Robbi masih terdapat krim rambut dan sehelai handuk masih melingkar di pundaknya. 

“Tega, ya, jadi ini kelakuan kamu?” tanyaku.

“Tenang aku jelaskan dulu, sayang, salon ini ialah salon almarhum mama, aku meneruskan karena sudah punya banyak pelanggan,” kata Robbi mencoba menjelaskan. 

Dia juga mengatakan bahwa dia belum siap menceritakannya kepadaku, karena dia malu dan takut kalau aku tidak bisa menerimanya. 

Mendengar cerita Robbi aku jadi menyesal sudah berburuk sangka kepadanya. Robbi juga mengatakan, salonnya itu selalu ramai karena pelanggannya puas dengan servis yang diberikan.

Tak hanya itu, demi menjaga amanah sang mama, dia juga rela memberikan service secara langsung kepada para pelanggan dengan cara memberikan minuman atau makanan ringan kepada pelanggannya yang menunggu antrian.

BACA JUGANamaku Dara, Ini yang Kulakukan Selama Ramadan

Robbi juga ikut turun tangan jika salon kedatangan banyak pelanggan. Ternyata Robbi juga terkenal ramah di kalangan pelanggan dan karyawannya. Ternyata pacarku selalu membuat pasangannya puas.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co