Islam Dihormati, Aku Merasa Beruntung Puasa Ramadan di Jepang

11 Mei 2021 19:25

GenPI.co - Namaku Faqih Assidiq Alwasi, WNI yang tinggal dan bekerja di Mie Ken, Jepang.

Musim semi di Jepang saat ini menjadi kali pertama aku puasa di negeri orang.

BACA JUGA: Ramadan di Jepang, Aku Kesulitan Temukan Makanan Halal

Ada perasaan bangga, aku bisa menjalani puasa dengan penuh di negeri dengan minoritas muslim.

Ada rasa haru juga, saat tahu bahwa di tengah negeri yang minoritas muslim ini, toleransi sangat dijunjung tinggi.

Ternyata orang Jepang itu sangat menghormati agama Islam dan agama lainnya. Aku merasa begitu beruntung.

Aku sudah merencanakan izin lebaran jauh-jauh hari. Di sini, setiap kali akan izin memang harus dipersiapkan matang jauh-jauh hari.

Meminta izin di sini itu gampang-gampang susah. 

Aku sebenarnya terkendala bahasa. Belajar bahasa Jepang cuma dua bulan, lalu sudah diberangkatkan ke negeri Sakura ini.

Sebab, kalau sampai salah kata-kata, bukan izin yang didapat, melainkan peringatan dari perusahaan.

Setelah aku bilang tujuanku izin untuk lebaran, bos di perusahaanku justru tampak meragukanku.

"Ini soal ibadah, ya? Kalau ibadah bisa kapan saja, kenapa harus di tanggal itu?" katanya.

Aku mulai merasa izinku akan gagal. Sebab, si bos merasa aku hanya mencari akal-akalan agar tidak bekerja.

Ditambah lagi, beberapa teman Indonesia lain tidak meminta izin lebaran.

"Kalau kamu izin untuk ibadah, kok, temanmu tidak izin juga bukannya sama, ya?" tanyanya sekali lagi.

Aku pun menjelaskan bahwa kami (orang Indonesia) sudah sepakat untuk izin lebaran secara bergilir. 

Aku kebetulan menjadi yang izin lebaran tahun ini, sementara teman-temanku tetap bekerja. 

Tahun besok aku yang bekerja dan temanku bisa izin lebaran.

Mendengar jawaban itu, si bos mulai melunak dan membolehkan aku libur di hari lebaran.

Si bos bahkan mulai tertarik dengan apa itu Ramadan dan lebaran. 

Aku pun mencoba menjelaskan sebisa mungkin tanpa tendensi menggurui.

Idulfitri memang jadi momen yang paling dinanti. Di perantauan, momen itu mungkin akan sedikit membuat kesepian.

Kebersamaan dengan keluarga, opor ayam, dan kue-kue lebaran tak bisa aku rasakan sepenuhnya.

BACA JUGA: 10 Tahun Menetap di Jepang, Aku Rindu Tarawih di Masjid

Untuk sedikit mengobati itu, sepertinya aku akan memasak opor ayam, telur balado, dan ayam bakar saat hari lebaran. 

Selain itu, tentu saja video call dengan keluarga di rumah. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Yasserina Rawie Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co