Pengakuan, Pacar Aku Digilir karena Diminta Pemilik Indekos

17 Agustus 2021 01:30

GenPI.co - Pacar aku merupakan perantau dan tidak ada sanak saudara di kota tempatnya menimba ilmu. Jadi, dia menjadi anak indekos.

Katanya hidup menjadi anak indekos yang jauh dari orang tua tidak mudah. Sebab, dia dituntut hidup mandiri.

Pacar aku bernama Laras yang sudah tiga tahun berada jauh dari orang tua. Laras merupakan lahir dari keluarga sederhana. Jadi, dia tidak indekos dengan fasilitas mewah.

BACA JUGA:  Bulu Kuduk Berdiri, Aku Gemetar Saat Randy Terciduk Enak-enakan

Aku pun terkadang tersentuh melihat perjuangan Laras untuk menempa ilmu.

"Begitu tinggi semangatnya dengan keterbatasan yang ada," pikirku.

BACA JUGA:  Suamiku Liar, Aku Sampai Basah Banget

Tidak heran keluarga aku begitu merangkul Laras dengan menganggapnya seperti anak sendiri.

Pasalnya, ibu begitu besar memberikan perhatian kepada Laras ketimbang aku.

BACA JUGA:  Papa Mertua Punya Pisang Jumbo Banget, Aku Sampai Kaget

Akan tetapi, aku tidak iri karena menjadikan sebagai lampu hijau untuk hubungan aku dengan Laras.

"Mas, ibu kamu baik banget. Aku menjadi kangen ibu di kampung," kata Laras.

"Anggap saja ini ibu kandungmu, sayang," jawab aku.

"Aku tidak enak sebenarnya. Sebab, berbagai keperluan aku selama merantau dipenuhi keluargamu," kata Laras.

"Tandanya, sudah ada lampu hijau soal hubungan kita," kata aku.

"Amin, semoga," ucap Laras.

Ada kondisi yang membuat aku makin tersentuh dengan Laras. Sebab, ada kewajiban di indekos-nya yang begitu memberatkan.

Perlu diketahui, Laras memang tinggal di indekos dengan harga Rp 4000 ribu dalam satu bulannya. Harga itu terbilang di bawah harga indekos di pusat kota.

Akan tetapi, harga murah yang diberikan oleh pemilik indekos ada timbal balik yang membuat fisik Laras selalu lelah.

Sebab, dia dipaksa untuk berkeringan dan bekerja ekstra seminggu dua kali.

"Mas, aku ada sebuah pengakuan," ujar Laras.

"Kenapa?" Jawab aku.

"Aku dipaksa giliran membersihkan seluruh indekos jika mau harga murah," kata Laras.

"Siapa yang meminta itu?" tanya aku.

"Pemilik indekos mas," jawab Laras.

Laras mengaku kadang sangat lelah dengan kewajiban itu hanya agar mendapatkan harga indekos murah.

Akhirnya, aku membulatkan tekad meminta izin kepada keluarga aga Laras tinggal di salah satu kamar kosong di rumah.

Ternyata, keluarga aku memberikan lampu hijau. Laras pun akhirnya meninggalkan indekos itu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu Reporter: Andri Bagus Syaeful

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co