Kekasihku Terlalu Kasar, Aku Angkat Tangan

08 Oktober 2021 21:10

GenPI.co - Aku sudah menjalani hubungan dengan Boy, satu tahun lamanya. Pertama kali bertemu dengannya, saat aku sedang berlibur bersama teman-temanku di Bali.

Dia adalah seorang bula yang menghabiskan waktunya berjemur dan memainkan handphone di pinggir kolam berenang. Secara tidak senja, mataku dan dirinya bertemu dan saling menatap.

Setelah itu, dia mendekati aku dan mulai mengajakku berbincang. Tak kusangka, ternyata dia adalah orang yang menyenangkan, tidak sedikit pembahasan kami sering bertemu hingga tak ada hentinya untuk berbicara.

BACA JUGA:  Pedang Milik Menantu Panjang dan Keras, Aku Sampai Merintih

Karena belum lama di Indonesia, aku berkomunikasi dengannya menggunakan bahasa Inggris, untungnya kemampuan bahasaku diatas rata-rata, sehingga tidak sulit untuk berbicara.

Pertemuan satu tahun lalu mengantar kami menjadi pasangan hingga saat ini. Pada perayaan satu tahun hubungan kami. Boy, melamarku dengan memberikan cincin emas putih dilengkapi satu berlian besar ditengahnya.

BACA JUGA:  Selingkuh dengan Gadis Penjual Kopi, Tuhan Turunkan Azab

Malam itu Boy berubah menjadi seseorang yang sangat romantis, karena aku tahu betul bahwa sifatnya begitu dingin dan tidak menyukai hal-hal seperti ini.

Sayangnya, setelah Boy memiliki sifat yang begitu perhatian. Aku justru sudah terbiasa dengan sifat dinginnya dan bisa dikatakan seorang menjadi dirinya yang dulu. Ringan tangan, berkata-kata kasar, hingga mengabaikan banyak hal yang seharusnya jadi prioritas awal.

BACA JUGA:  Azab Istri Egois, Sang Suami Direnggut Maut

Aku memiliki sifat moody yang luar biasa. Tidak jarang aku melempar barang saat Boy sedang tertidur, menyuruhnya pergi dari hadapanku, dan menendangnya walau dia hanya berdiam diri.

Satu-satunya orang dapat meredakan amarahku hanyalah Ayah. Dia selalu tahu bagaimana cara untuk menenangkan aku dari segala pikiran juga kelakuan buruku.

Aku selalu bercerita apa pun yang dirasakan kepada mamah, termasuk hubunganku dengan Boy. Ayah yang selalu dekat dengan lingkungan sekitarku, menyampaikan bahwa aku tidak boleh terlalu kasar kepada kekasihku tersebut.

Walau demikian, aku tak bisa mengendalikan amarahku, hingga akhirnya aku mengakhiri hubungan dengan Boy. Suatu saat nanti, aku harus benar-benar bertemu dengan sosok seperti Ayah, dia yang sanggup mengontrol bagaimana pun aku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co