GenPI.co - Namaku Sarah, aku tahu bahwa cinta akan membuat hati berbunga-bunga.
Sayangnya hal tersebut tak terjadi saat kulihat nama wanita dan tanda hati merah terpampang di atas layar smartphone pacarku.
Ini sudah kesekian kalinya ada wanita lain yang kupergoki menelepon Indra.
Walaupun aku sudah berusaha menahan segala rasa emosi, namun kali ini aku tak ingin dibodohi.
Kurebut handphone itu dan kulempar jauh melewati anak tangga lantai dua. Malam itu aku meraung sambil meneteskan air mata.
Aku selalu bertanya-tanya, apa yang kurang dariku? Apakah aku kurang baik?
Apakah aku kurang cantik? Bahkan aku sempat bertanya kepadanya, apakah cinta itu masih ada?
Saking kesalnya, aku berlari keluar dari kamar kostnya dan berjalan di bawah hujan.
Kupikir dia akan mengejarku. Akan tetapi saat aku menoleh ke belakang, tak ada sosoknya yang dulu pernah menyayangiku sepenuh hati.
Indra yang dulu sangat menyenangkan, bahkan terkadang aku merinding saat dirinya memanggilku dengan sebutan sayang.
Kali ini, semua rasa itu telah sirna. Basahnya jalan raya dan langit yang muram menemani jalan pulangku.
Namun cinta tetaplah cinta, bagaimanapun juga aku masih merasakannya.
Ingatan saat-saat indah membawaku bernostalgia. Sentuhan yang tak kurasa kembali menyentuh hati.
Bagaimana bisa sosok Indra yang kukagumi bisa begini? Hal tersebut masih menjadi tanda tanya besar untukku.
Lelah hati ini membuaku hilang arah. Kuambil gunting tajam dari laci kamarku.
Kubakar semua kenangan darinya yang memenuhi kamar penuh kenangan ini.
Dengan sekejap kuhilangkan segalanya yang mengikatkan aku kepadanya.
Aku tak ingin begini lagi, aku hanya diperalat oleh rasa cinta yang membias di bawah bayang-bayang masa lalu.
Kugerakan jariku untuk memberikan pesan terakhir kepadanya. Aku tak ingin kembali.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News