Di bully sama Anak, Sang Bapak Malah Terpincut Sama Pesonaku

13 Januari 2022 17:45

GenPI.co - Namaku Hani. Saat ini umurku 21 tahun dan sedang menjalani semester akhir di bangku kuliah.

Aku cukup kaget bisa bertahan menempuh pendidikan di kampus dan jurusanku saat ini.

Sebab, aku menjadi korban perundungan teman-teman seangkatanku.

BACA JUGA:  Istri Kesal, Aku Sering Nginep di Rumah Mama Mertua

Salah satu orang yang paling gencar meledekku adalah Kania.

Banyak sekali sebutan dan omongan jelek yang dilontarkan Kania kepadaku.

BACA JUGA:  Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah

Padahal, aku sendiri tak pernah melakukan salah apa pun kepada Kania.

"Gue tuh enggak punya salah apa-apa sama dia, tapi masih saja ngomong aneh-aneh," curhatku kepada 3 orang sahabatku di angkatan.

Efek perundungan membuatku sulit berteman. Namun, untungnya ada tiga orang yang merangkulku.

Mereka adalah Poppy, Bunga, dan Sonia.

"Ya wajar dia merasa paling kuat, kan dia anak dosen. Enggak cuma lo doang yang kena, Han," kata Sonia.

"Anak baru bahkan banyak yang dikerjain lebih parah. Gue juga pernah disindir dia pas kerja kelompok, padahal yang enggak kerja itu dia," timpal Bunga.

"Ya, namanya juga playing victim. Biar dianggapnya dia yang paling benar," ujar Poppy.

Kami berempat sedang di kantin untuk menyantap makan siang. Ini adalah hari pertama kampus dibuka kembali dan bisa beraktivitas normal.

Tiba-tiba, Kania pun datang ke kantin bersama dua orang temannya, Luna dan Mari.

Ketiganya sudah berteman dan merundung banyak orang secara bersama-sama.

Tanpa disangka, Kania dan tiga orang temannya menghampiri meja kami.

"Halo, gengs. Apa kabar nih? Sudah lama enggak ketemu kita," kata Kania.

Aku dan teman-temanku hanya melihat ke arah tiga orang yang tengah berdiri di sebelah meja kami. Tak ada satu pun dari kami yang menjawab sapaan Kania.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Kania pun langsung beralih ke topik lain. Kali ini, dia melihat ke arahku.

"Han, sudah lama enggak ketemu, muka lo kok makin tua sih?" tanyanya.

Aku melihat Poppy hendak membelaku. Namun, aku pun membuka mulut terlebih dahulu untuk membela diriku sendiri.

"Iya dong, muka gue tua karena target marketnya ya bokap lo," jawabku.

Kania pun terlihat kaget dengan jawabanku.

"Jaga omongan lo," katanya sambil melengos pergi.

Tanpa ada yang tahu, aku memang sudah melakukan bimbingan spesial dengan dosenku yang kebetulan juga bapaknya Kania.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co