GenPI.co - Halo, perkenalkan namaku Ramadhenthy Ahlan. Biasa di panggil Dea. Aku mau cerita soal pengalaman keajaiban Ramadan yang tak mungkin terlupakan.
Meski sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, aku masih bisa membayangkan detail kejadian-kejadiannya.
Cerita ini tentang papa dan mama yang mau berpisah.
Kabar berpisahan kedua orang tuaku sudah aku dengar lama sebelum Ramadan 1437 H atau 2016.
Momen Ramadan yang biasanya sangat aku nantikan tiba-tiba terasa hambar.
Aku tak bersemangat menjalani puasa dan seolah dunia begitu gelap dimataku.
Aku merasa rumah seolah bukan lagi tempat pulang buatku.
Padahal, Ramadan harusnya jadi momen penting untuk kembali merasakan hangatnya peluk sebuah keluarga.
Di saat yang sama, aku juga sedang pusing memilih jurusan kuliah mana yang cocok.
Ya, saat itu aku baru lulus SMA dan merasakan cobaan yang begitu dahsyat.
Namun, tiba-tiba semua yang terasa gelap mulai menunjukkan sinarnya.
Ramadan ternyata membukakan pintu hati kedua orang tuaku.
Aku bahagia karena kerinduan untuk buka bersama, beribadah bersama anak dan keluarga, telah membuat orang tuaku menahan ego mereka.
Saat itu aku melihat kedua orang yang paling aku sayang mulai akur kembali.
Keduanya saling bercengkrama dan bercanda layaknya pasangan paling romantis di dunia ini.
Aku masih merinding saat mengingat momen itu.
Menurutku, saat itu Lebaran adalah momen aku merasakan benar-benar meraih kemenangan.
Pada momen Lebaran itu, kedua orang tuaku bersatu kembali dan saling memaafkan.
Alhamdulillah, Lebaran benar-benar jadi momen mengutuhkan sebuah keluarga.
Di sisi lain, aku mendapat kabar diterima di kampus yang aku impikan. (Keajaiban Ramadan Ramadhenthy Ahlan dituturkan kepada GenPI.co)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News