GenPI.co - Namaku Andrian, usiaku 27 tahun dan kini sedang merantau untuk bekerja dan tinggal di sekitar Jakarta Barat.
Aku tinggal di sebuah apartemen yang tidak terlalu mahal dan cukup nyaman. Aku juga mendapat nomor yang bagus, yakni 605.
Di apartemen ini, aku memiliki beberapa tetangga yang ramah. Namun, ada seorang tetangga yang tampak aneh.
Seorang tetanggaku mengingatkan aku agar tidak mengganggu kabar 606 yang berada di sebelah kamarku.
Mereka juga mengingatkan agar tidak berisik di kamar. Sebab, hal tersebut berpotensi menganggu orang lain.
Makin lama aku menjadi penasaran dengan kabar tersebut. Sebab, penghuhi 606 tersebut tak pernah membuka pintunya.
Aku juga sempar beberapa kali berkunjung ke kediamannya untuk memberi beberapa kue dan makanan yang aku buat di rumah.
Akan tetapi, pintu apartemen bernomor 606 tertutup rapat dan selalu sunyi. Penghuninya tak pernah menghiraukan kedatanganku.
Namun, pada suatu malam aku mendengar suara menyeramkan yang berisik, riuh, dan bergema dari kamar yang biasanya sunyi senyap tersebut.
Jam menunjukkan pukul 12 malam. Aku semakin takut saat hawa jahat mulai terasa dari pintu apartemenku yang terkunci.
Tiba-tiba saja ada seseorang mengetuk pintu apartemenku. Aku tak ingin membuka pintu, namun suaranya makin menganggu.
Tak lama kemudian suara ketuka tersebut menghilang. Namun, aku mendengar seseorang memanggil namaku dari belakang.
“Aku penghuni 606, maukah kamu mampir ke kediamanku malam ini?” ujar dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News