GenPI.co - Janet adalah biduan andalan kantor kami. Setiap kali ada acara dia selalu diundang untuk meramaikan panggung melalui suara merdu dengan goyangannya yang aduhai.
Sayangnya, aku tidak pernah suka bila dia terlalu mengumbar aurat dan sangat mudah disentuh oleh banyak orang, sebab Janet adalah kekasihku.
Aku jadi satu-satunya karyawan yang tidak sama sekali ikut bergoyang saat Janet sedang di atas panggung. Sebab, hanya melihatnya bergoyang saja sudah membuat aku kesal. Rasanya ingin aku tutupi tubuhnya dengan sarung dan membawanya kembali pulang ke rumahnya.
BACA JUGA: Melihat Bekas Cupang dari Janda, Istriku Ajukan Talak Cerai
Namun, aku sama sekali tidak dapat melakukan hal itu, sebab Janet sudah memilih jalannya untuk mencari nafkah dengan cara tersebut.
Acara kantor pun selesai, satu demi satu karyawan pulang meninggalkan gedung. Janet mendekat kepadaku dan meminta dirinya untuk segera diantar pulang ke rumah.
Selama perjalanan menuju rumah Janet, tak sedikit pun aku membuka obrolan dengannya.
"Kamu lagi marah, ya?" tanya Janet sambil memegang pahaku.
"Jangan pegang-pegang, aku lagi nyetir," jawabku, sambil melepas tangannya yang berada di atas pahaku.
"Kamu kenapa sih? ada apa-apa tuh ngomong jangan diem aja, kayak cewek tahu nggak sih," ucapnya kesal.
"Kamu tuh bisa nggak sih berhenti dari kerjaan ini?," tanyaku dengan nada tinggi.
Janet terdiam cukup lama setelah aku bertanya hal tersebut padanya. Aku tahu dia pasti kesal karena sempat aku sentak dengan keras.
Tanpa menunggu jawabannya aku meminta maaf pada dirinya, dengan nada pelan dan sedikit membujuk rayu dirinya.
Janet memanggil namaku dengan lembut, setelah itu dia bertanya, apakah dirinya akan segera dinikahi bila berhenti dari pekerjaanya yang dilakukan ini.
Saat itu juga jantungku berdegub dengan kencang, keringat dingin mengalir dengan derasnya, sebab aku tidak bisa mewujudkan apa yang menjadi ekspektasi dari permintaan Janet padaku.
Hubunganku dengan Janet sudah berjalan lima tahun lamanya, selama ini memang penghasilan Janet tetap lebih tinggi dari pada diriku yang hanya seorang karyawan tanpa jabatan di kantor ini.
Selama ini aku hanya ingin bersama-sama dengan Janet, menjaganya, memilikinya namun aku belum mau bertanggung jawab penuh atas hidupnya seperti memutuskan untuk menikahinya.
BACA JUGA: Aku Dijebak Janda di Desa KKN, Kehormatanku Direnggut
Sebab pekerjaan Janet menjadi seorang biduan seksi membuat aku melihatnya sebelah mata, dia rela menjual tubuhnya di depan orang banyak hanya untuk mencari uang.
Walau tidak pernah sampai di tahap benar-benar berhubungan dengan orang lain, untukku kekasihku adalah wanita murahan.
Maafkan aku sayang. Aku mencintaimu, tapi tak bisa menikahimu. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News