Kau Renggut Mahkotaku Hanya Untuk Kesenanganmu...

11 Maret 2021 14:30

GenPI.co - Media sosial membuatku gila. Bagaimana tidak, aku kecanduan bermain aplikasi cari jodoh. 

Mungkin ini karena faktor usia, aku pusing dengan pertanyaan keluarga "kapan menikah?" Padahal usiaku baru 30 tahun. Seumuran itu menurutku tidak terlalu matang.

BACA JUGA: Kisahku dengan Janda Tak Terlupakan, Service yang Indah

Sebenarnya aku orang yang bebas, jodoh ada di tangan Tuhan. Perinsipku itu saja, apalagi aku seorang penulis, keinginanku melanglang buana untuk mencari bahan tulisanku. Itulah sedikit background ku.

Media sosial memang asyik, apalagi aplikasi cari jodoh. Aku bisa bertemu orang baru, bahkan aku berpacaran dengan tiga pria yang belum pernah aku temui.

Namanya juga media sosial, pacar pun seperti bayangan, hanya hiburan. Namun, satu dari mereka mengajakku untuk bertemu, namanya Arga.

Dari foto profilnya, sih, Arga itu tampan, senyumnya menggetarkan hati, selama aku chatting dan telepon baik. Jujur, aku jatuh cinta dari awal aku "match" sama dia.

BACA JUGA: Kisahku Dimabuk Janda, Serpihan Surga Jatuh ke Bumi

Aku mengiyakan pertemuan itu, kami akhirnya bertemu di sebuah cafe di Jakarta. Awalnya kaku banget, deg-degan dan nggak tahu mau melakukan apa, hehehe.

"Citra (namaku), aku sepertinya tidak ingin lama-lama, deh. Kita serius, yuk?," kata Arga sambil memegang tanganku.

Waduh, aku gemetar setengah mati. Hidungku bahkan kembang kempis karena napas terlalu kencang.

"Ini benaran? Kamu serius?," sahutku.

"Buat apa lagi? Usia sudah sama-sama 30. Banyak kesamaan diantara kita, kan?," tambahnya.

Aku hanya mengangguk dan kegirangan. "Oh, ini rasanya ditembak," dalam benakku. Maklum, aku baru pertama pacaran.

Akhirnya, dua hari aku berhubungan baik dengannya. Suatu hari, aku diajak makan sama Arga dan pulangnya mampir ke kosnya.

Saat aku mampir ke kos Arga, dia menciumku tanpa permisi. Lagi-lagi jantungku berdebar tidak karuan.

Dia langsung meremasku dan membuatku lemas tak berdaya. Namun, aku menikmatinya. Rupanya rasa itu enak, aku baru tahu.

Setelah kami selesai bermain kuda lumping, dia mencium keningku dan berkata "aku sayang kamu".

Setelah itu Arga mengantarku pulang, di hari itu kami masih saling teleponan sampai tengah malam. Keesokan harinya saat aku mengucapkan selamat pagi kepadanya, ada yang aneh.

WhatsAppnya hanya ceklist satu, di telepon nomornya tidak aktif. Satu hari aku biarkan, tetapi ini sudah seminggu.

Dalam hatiku ada terbesit menyesal telah menyerahkan mahkotaku. Aku akhirnya datang ke indekosnya dan bertanya kepada penjaga di sana.

Ternyata mereka tidak mengenal Arga, tetapi ada satu tamu yang menginap melalui aplikasi di sana. Ternyata aku tertipu. Arga yang melamarku di cafe ternyata kutu kupret, playboy dan hanya menginginkan mahkotaku saja.

"Dasar playboy kacrut, buaya darat!," sepanjang perjalanan dengan rasa penyesalan.

Sekarang aku bingung setengah mati, bagaimana kalau nanti aku hamil? Apakah suamiku nanti mau menerima keberadaanku yang seperti ini?

Semua pertanyaan itu muncul tanpa henti. Karena kebodohan ini aku kehilangan kehormatanku.

Sekarang aku hanya bisa meratapinya dan berharap ada pria baik yang mau menerimaku. Aku sudah hapus aplikasi pencari jodoh itu, aku juga sudah tidak lagi menjadi penulis dan memilih untuk diam di rumah, entah sampai kapan.

Bagiku ini sudah berakhir.... (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co