Disanksi Negara Barat, Mata Uang Rubel Rusia Jadi Tak Bernilai?

28 Februari 2022 14:04

GenPI.co - Invasi Rusia ke Ukraina yang makin memanas menjadi perhatian dunia.

Negara-negara Barat memutuskan untuk memberikan serangkaian sanksi kepada negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut.

Salah satu sanksi ini, yaitu menutup akses penggunaan cadangan mata uang negara Rusia.

BACA JUGA:  Kekuasaan Putin Digoyang dari Dalam, Kondisi Rusia Memanas

Alhasil, sanksi tersebut mulai dirasakan Rusia lantaran mata uangnya, Rubel terjungkal terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Saat ini, kurs Rubel berada di 119 per USD pada perdagangan Asia.

BACA JUGA:  Saat Rusia Serang Ukraina, Pengamat Puji Langkah Prabowo

Bahkan, sepanjang bulan ini Rubel telah terdepresiasi hingga 53,77 persen terhadap dolar AS.

Tekanan tersebut membuat bank sentral Rusia putar otak dengan menyiapkan sejumlah strategi.

BACA JUGA:  Australia Kirim Bantuan Mematikan ke Ukraina, Rusia Bisa Tersudut

Sejak Minggu (27/2) Rusia mengelola dampak sanksi dengan memblokir beberapa bank dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Bank sentral Rusia juga memutuskan untuk menambah cadangan emas di pasar domestik.

Analis di Rabobank menuturkan kebijakan sanksi cadangan mata uang dari negara Barat makin menumpulkan nilai Rubel.

"Bahkan emas tidak likuid jika tidak ada yang bisa menggunakan valas sebagai gantinya. Akan ada keruntuhan total pada rubel hari ini," tulis Rabobank (ant).

Lihat video seru ini:

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ranto Rajagukguk
rusia   mata uang   rubel   ukraina   invasi  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co