GenPI.co - Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir membeber tantangan terbesar dalam industri kesehatan.
Dia menyebut kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi.
"Kita harus meningkatkan kualitas SDM kita. Manusia Indonesia harus produktif, apalagi kita akan menerima bonus demografi pada 2045. Dari segi teknologi, Indonesia tertinggal 15-20 tahun," ujarnya di Subang, Sabtu (21/1/2023).
Industri kesehatan, lanjutnya, menghadapi kondisi yang sangat rumit dan terfragmentasi.
Menurut Honesti, keadaan itu disebabkan pemain farmasi yang terbilang banyak, terutama dari luar negeri, yang menuntut PT Bio Farma memiliki standar internasional.
"Sebesar 90 persen alat kesehatan kita masih impor dari China dan India. Hal ini membuat kita harus lincah dan adaptif karena tantangan yang tidak sederhana. Kita tidak hanya ingin jadi pemain lokal, tetapi berada di level pemain global," jelasnya.
Untuk memajukan industri farmasi dalam negeri, imbuhnya, dibutuhkan ekosistem kesehatan.
Dia menilai ekosistem kesehatan perlu diwujudkan merujuk pengalaman saat menangani pandemi covid-19.
"Kita belajar dari pandemi covid-19 bahwa kita butuh kolaborasi dan bersinergi dengan seluruh stakeholder yang ada," ucapnya.
Dia menyebut Bio Farma mepunyai layanan kesehatan yang lengkap, sehingga sekarang ini tinggal mencari cara menciptakan satu sistem berstandar dan terukur.
"Seandainya ada kejadian pandemi lagi, walaupun kita tidak mengharapkan terjadi lagi, Indonesia jauh lebih siap," tuturnya.
Honesti pun mengatakan masa depan Bio Farma adalah holding kesehatan yang meliputi penelitian dan pengembangan, manufaktur, distribusi, retail, healthcare dan service, asuransi, serta digital company. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News