GenPI.co - Ekonomi Indonesia dikabarkan terguncang seusai FIFA mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 di Tanah Air.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat koperasi sekaligus Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategi (Akses) Suroto, Kamis (30/3).
Suroto menilai, keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan Piala Dunia U-20 berpotensi berdampak terhadap ekonomi masyarakat secara langsung dan tidak langsung.
“Dalam konteks argumentasi kerugian ekonomi tentu menjadi pertimbangan terakhir. Memang berdampak terhadap ekonomi masyarakat yang secara langsung atau tidak akan mendapatkan keuntungan dari perhelatan yang akan digelar,” ujar Suroto.
Dalam konteks ekonomi, justru yang terpenting sebetulnya bukan terletak pada perhelatan yang akan digelar, namun bagaimana dampak strategis ekonomi setelah pembatalan.
“Hubungan dagang atau hubungan ekonomi tentu tak akan begitu saja diputuskan. Justru sebaliknya, hal yang terjadi hubungan-hubungan ekonomi akan muncul sebagai alat diplomasi selanjutnya untuk memodernisasi ketegangan,” paparnya.
Seperti diketahui, FIFA telah membatalkan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia karena adanya penolakan kedatangan Timnas Israel di Tanah Air.
Melihat hal tersebut, Suroto pun memberikan sebuah saran jitu agar hal serupa tidak kembali terulang di kemudian hari.
Suroto menyarankan agar persiapan penyiapan strategi diplomasi ekonomi Indonesia digunakan sebagai upaya meningkatkan jalinan hubungan politik agar lebih baik.
Dirinya pun mencontohkan hubungan China dan Amerika Serikat yang erat dalam urusan dagang, namun bermusuhan secara politik.(Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News